Saturday, May 12, 2007

Bertemu "Teh Ninih"...


DARI semalam, saya sudah diwanti-wanti Opung Richard, Sang Redpel Tribun Batam, untuk datang besok pagi (Sabtu ini) jam 10.00. Soalnya, mau ada kunjungan dari anak-anak SD untuk mengetahui proses kerja wartawan dan pembuatan koran. Ya saya menyanggupi, karena bukan cuma saya yang harus hadir. Bang Eddy Messakh, juga harus hadir.
Kunjungan semacam ini bagi sebuah perusahaan media adalah hal biasa. Tak hanya di Batam, hal sama juga terjadi di Bandung. Pasti ada saja kunjungan ini itu. Mulai anak TK, SD, SMA, sampai mahasiswa. Apalagi yang namanya LSM, Ormas, Partai, dan narasumber, paling doyan mendatangi media dan itu lumrah. Tapi kalau anak-anak begini, rasanya di Batam lebih sering. Hampir setiap minggu, pasti saja ada yang berkunjung. Hari Rabu kemarin juga, datang rombongan dari SD Kartini
Saya berangkat jam 09.00. Mengisi bensin dulu di daerah Bengkong, baru mamprung ke Batuampar. Di kantor sudah ada beberapa rekan: Bang Son, Bang Eddy, Mas Yon, dan Sekred Lina. Saya sempat mampir bertanya ke Lina soal uang DLK (Dinas Luar Kota). Maklum, kondisi uang mulai cekak. Sementara kucuran DLK ke-2 belum mengalir.
Nah, tak lama, rombongan anak SD pun muncul. Dibawa Rahman, anak Iklan, ke ruang Redaksi. Mereka ini ternyata dari SD Islam Terpadu (SDIT) Darussalam Batu Aji. Itu saya baca dari tulisan di kaus mereka.

Bang Eddy membuka acara dan memperkenalkan semua rekan-rekan yang hadir. "Nah kalau yang ini (sambil nunjuk saya), namanya Pak Mac. Pokonya nama bekennya itu, Pak Mac. Dia Redaktur Nasional, Internasional, dan Fokus. Pernah baca Fokus di Tribun? Itu lho yang enak dibaca," kata Eddy saat memerkenalkan para redaktur yang hadir.
Kurang lebih ada 20 anak yang datang ke Tribun. Mereka ini katanya anggota Ekstrakuriluker Jurnalistik di SD IT Darussalam itu. Mereka datang didampingi dua orang guru, keduanya berjilbab. Waktu saya perhatian, saya agak kaget. "Eh, kok Teh Ninih ada di sini? Jadi guru di Batam," kata saya dalam hati.
Ibu guru yang satu ini memang benar-benar mirip Teh Ninih, istri Aa Gym. Kulitnya putih, pakai kacamata. Waktu Bang Eddy dan Mas Yon menerangkan seluk beluk jurnalistik, saya pun mengobrol dengan "Teh Ninih" ini. Oh, rupanya dia Orang Sukabumi. Langsung saja saya nyerocos dalam Basa Sunda. "Tadi abdi rada kaget, waktos ningal ibu, Eh mirip Teh Ninih," kata saya. Rupanya si Ibu ini memang tahu juga. "Iya, banyak orang yang bilang saya mirip Teh Ninih. Malah ada anak didik yang bawa Majalah Halal, waktu itu kovernya Teh Ninih, dan bilang Tuh kan, ibu mirip Teh Ninih".
Sayang saya enggak tahu nama ibu guru ini, karena saya emang gak nanya nama. Yang pasti, "Teh Ninih" Batam ini juga lulusan IKIP Bandung (Sekarang UPI, Red) tahun 1990. Sempat mengajar di Batujajar, Pasundan dan Sukabumi. Sering maen ke daerah Citeureup Cimahi, karena di sana ada kakaknya.
Ibu ini datang ke Batam tahun 1998. Waktu itu, dia cerita, dari Bandara ke Batu Aji masih banyak rawa. Belum seperti sekarang. Makanya sempat tidak betah tinggal di Batam, terpikir untuk pulang ke Bandung. Tapi karena masalah ekonomi (cari duit maksudnya), ia tetap bertahan. Tahun 2002, bersama yang lain, ia mendirikan SD IT Darussalam ini. Walau lulusan guru, ibu ini mengaku awalnya kurang enjoy jadi guru. Namun saat di Batam inilah, ia mencintai profesinya sebagai pendidik itu.
Senang rasanya bertemu dengan orang sedaerah dan mengobrol pakai Basa Sunda halus. Hanya memang "Teh Ninih" Batam ini mengaku agak kagok berbahasa Sunda. Maklum lebih banyak memakai Bahasa Indonesia.
Satu jam lebih anak-anak SD IT itu berkunjung ke Redaksi, lalu juga ke Percetakan, menyaksikan proses pembuatan koran hingga jadi dan siap diantar ke pelanggan. Tour kecil ini pun berakhir dengan ucapan terima kasih dari anak-anak dan 2 ibu guru SDIT.


1 comment:

Anonymous said...

sudah minta no hp nya si teteh belom kang??