Saturday, December 18, 2010

Indoleaks


SEOLAH tak mau kalah dengan Wikileaks, Indonesia pun kini punya situs serupa, Indoleaks. Mengusung slogan "Sebab informasi adalah hak asasi", Indoleaks mengklaim kemunculannya sebagai jawaban atas kebuntuan informasi.

Bedanya, Wikileaks jelas pengelolanya, yaitu Julian Assange, yang kini menghuni penjara setelah ditangkap pemerintah Swedia. Sementara Indoleaks belum jelas siapa pengelolanya. Sejumlah penelusuran di dunia maya baru bisa mengetahui situs itu terdaftar di Denmark.

Kehadiran Indoleaks sendiri membuat kontroversi. Satu pihak tentu mendukung kebebasan menyampaikan informasi kepada publik. Kubu lain menyebutkan bahwa tidak semua informasi, khususnya informasi yang bersifat rahasia, bisa diungkap ke publik.

Hingga sepekan setelah kemunculan Indoleaks, sudah ada beberapa isu atau file yang diunggah ke dunia maya. File yang pertama muncul adalah transkrip percakapan Soeharto dengan Richard Nixon, presiden AS. Lalu ada pula laporan Kedubes Amerika mengenai Timor Timur, laporan tim kerja kasus Munir di paripurna DPR, serta laporan audit BPT atas lumpur Lapindo.

Isu yang dilempar Indoleaks memang belum terlalu "sensitif". Paling terbaru adalah hasil visum korban G-30-S. Dalam laporan itu disebutkan bahwa sejumlah jenderal yang gugur di Lubang Buaya tidaklah mengalami penganiayaan. Tapi kebanyakan mengalami luka tembak. Ini pun sebetulnya bukan hal baru karena dalam konteks akademis dan diskursus, fakta ini sering dikemukakan. Hanya saja belum masuk dalam penulisan-penulisan sejarah umum.

Walau begitu, pemerintah pun rupanya merasa perlu untuk memasang mata dan telinga, mengawasi perkembangan Indoleaks. Kementerian Informasi dan Komunikasi mengaku, mereka tak bisa menjerat situs Indoleaks ini dengan UU ITE, terkecuali jika Indoleaks menayangkan informasi rahasia.

Berbeda dengan situs porno yang diblokir Kemeninfo, Indoleaks masih terus berkibar. Kalaupun beberapa kali drop dan tidak bisa diakses, kemungkinan besar karena banyak yang mengunjungi situs dan mengunduh dokumen dalam waktu bersamaan.

Dari sisi kebebasan informasi, sah-sah saja apa yang dilakukan pengelola Indoleaks. Walau mengekor popularitas Wikileaks, setidaknya Indoleaks berupaya untuk memenuhi keingintahuan publik tentang ketertutupan beberapa persoalan di negara ini.

Di sisi lain, kita pun harus mewaspadai motif lain dari Indoleaks. Kalau Wikileaks membiarkan publik untuk menilai suatu isu yang diunggah, Indoleaks ada kecenderungan untuk memojokkan pemerintah. Selain itu, kita pun patut menduga ada motif bisnis dengan adanya penghitung pengunduh di Indoleaks, bukan penghitung jumlah pengunjung seperti Wikileaks.

Mengutip slogan film The X-File, "Kebenaran ada di luar sana", sudah sepatutnya kita menyaring setiap informasi yang masuk, menimbang sedemikian rupa, tidak asal telan bulat- bulat. (*)
Sorot, dimuat di Harian Pagi Tribun Jabar edisi Selasa 14 Desember 2010.

Daniel Roekito


TERJAWAB sudah teka-teki siapa pelatih pengganti Jovo Cuckovic. Daniel Rukito lah nama yang disepakati manajemen dan PT Persib Bandung Bermartabat untuk mengarsiteki Persib Bandung hingga musim kompetisi 2010-2011 usai.

Diputuskannya nama Daniel tentu membuat reugreug, karena Persib sudah memiliki pelatih kepala. Setidaknya pemain tidak akan kebingungan siapa yang akan memimpin latihan Persib hari ini. Sebelumnya, saat nasib Jovo belum pasti, kadang-kadang latihan dipimpin asisten pelatih Robby Darwis. Namun di saat lain, tiba-tiba Jovo muncul dan memimpin latihan.

Kehadiran Daniel Roekito seakan memecahkan kegundahan dan kegelisahan pemain serta bobotoh Persib di tengah ketidakjelasan pelatih. Waktu yang kian mepet serta posisi Persib yang terbenam di dasar klasemen Liga Super Indonesia menjadikan Daniel ibarat oase di tengah gurun pasir, penawar dahaga di saat kehausan.

Tentu saja kita berharap banyak pada polesan Daniel Roekito. Sebagai pelatih lokal, Daniel tidak akan memiliki kendala dalam hal komunikasi. Tidak akan terjadi miskomunikasi karena ketidakpahaman bahasa, seperti saat dilatih Jovo.

Tangan dingin Daniel pernah membawa Persik Kediri menjuarai Liga Super, beberapa tahun lalu. Karakter dan gaya Daniel pun sudah dikenal beberapa pemain Persib. Tinggal bagaimana mengomunikasikan ini secara jelas, sehingga pemain bisa langsung klop dengan Daniel.

Memang segalanya serba mepet dan supercepat. 2 Januari 2011, Persib sudah berhadapan dengan Sriwijaya FC. Sementara empat pemain utama Persib masih bergabung dengan Timnas Merah Putih, setidaknya hingga pekan depan. Berarti hanya ada waktu sekitar tiga minggu untuk mempertemukan dan mempersatukan seluruh pemain dalam sebuah latihan di bawah komando Daniel.

Di sinilah kerja keras tak hanya milik Daniel. Pengalaman Daniel yang sudah tapak legok kenteng kadek di dunia persepakbolaan Indonesia akan menjadi sia-sia jika ia singlefighter. Pemain, manajemen, juga bobotoh, harus turut kerja keras agar suasana latihan terasa lebih nyaman. Tak perlu lagi ada yang mempersoalkan pelatih, karena kenyataannya Daniel Roekito lah pelatih Persib. Tak perlu juga intrik-intrik internal dan eksternal yang menyebabkan suasana menjadi keruh.

Semua pihak harus mendukung agar Persib bisa mencapai kemampuan maksimalnya saat tanding kembali di awal tahun depan. Singkirkan semua prasangka-prasangka tak karuan. Curahkan semua potensi, daya, pikiran, dan kemampuan untuk Persib. Agar tim kebanggaan masyarakat Jawa Barat ini tak terus dirundung malang.

Saatnya Persib bangkit kembali, menjadi Maung yang sebenarnya. Maung yang ditakuti lawan-lawannya di lapangan, bukan di atas kertas. Semoga harapan-harapan kejayaan Persib itu tak membebani Roekito. Tapi justru menjadi pemicu dan pemacu untuk membangkitkan kembali Persib Bandung. Semoga.(*)
Dimuat di Harian Pagi Tribun Jabar edisi Kamis 2 Desember 2010.