Sunday, May 06, 2007

Mesjid Raya Batam



BIASANYA Hari Minggu saya "ngulampreng" menjajal tempat-tempat wisata. Saya kan anak Jarambah, he he.. Pengennnya main terus. Ikuti kemana kaki melangkah. Berhubung bangunnya siang, biasa abis solat Subuh tidur lagi, jadi malas bepergiaan. Udah begitu saya memang kurang beruntung. Mbah Roso, Korlip Tribun Batam, yang tinggal satu atap dengan saya (maksudnya se-mess gitu, jangan mikir yg laen-laen..), bilang kalau kemarin dia mendapat undangan via SMS dari Perkumpulan Travel untuk keliling tempat wisata di Batam. Tapi dia lupa ngasih order ke teman2 wartawan. Acaranya mulai jam 9, dia ingat jam 9 kurang. Jadinya gak ada yang berangkat. "Wah, tahu gitu saya yang berangkat Mbah," kata saya. Lumayan kan, jalan-jalan gratis..
Akhirnya saya berangkat duluan dari mess. Tujuannya mo ke Batam Expo dulu. Siapa tahu kalo hari terakhir, diskon harga makin dibanting. Eeh, ternyata stan-stannya banyak yang sudah dibongkar. Setelah tengok-tengok stan yang tersisa, saya beli dua buah gelang dari batu di stan Jakarta Utara. Karena perut sudah keroncongan, saya pun cari makan di arena Expo. Mahal juga. Biasa makan di kantin habis Rp 8.000, kali ini harus ngeluarin duit Rp 15.000 sekali makan untuk menu yang sama, wek..

Keliling-keliling di halaman Batam Expo, saya jeprat-jepret dulu Terminal Feri di depan Mega Mall. Hebat ya di Batam ni, Terminal kedatangan dan keberangkatan itu tersambung langsung ke Mall. Jadi orang Singapura yang datang, disuguhi Mal. He he..
Ah, sudah waktunya salat Lohor. Saya ingat dekat Mega Mall, ada Mesjid Raya Batam. Saya pun salat di sini. Di mana-mana yang namanya mesjid pasti adem. Teduh di tengah Batam yang lagi terik. Inginnya gogoleran, terus tidur..
Tidak ada plang nama yang menunjukkan ini Mesjid Raya, kecuali sebuah batu hitam sebagai tanda peresmian Mesjid Raya Batam oleh Menteri Agama, Tolchah Hasan. Mesjid ini punya arsitektur gaya modern campur tradisional. Atapnya sebenarnya model tumpang, seperti kebanyakan atap mesjid tradisional di Indonesia. Ada tiga atap tumpang, mengecil ke ujung. Tapi karena ada bagian di tengah menghubungkan setiap atap tumpang inig, jadinya atap lebih mirip mirip piramida. Ornamennya kaligrafi modern, dari besi atau kayu. Banyak lambang segi delapan. Pintunya besar. Ruang dalam mesjid cukup luas. Kira-kira sama dengan Mesjid Ukhuwwah Balaikota Bandung.
Tapi Mesjid Raya Batam menang di luas lahan. Halaman mesjid sangat luas. Ada dua air mancur menghiasi halaman. Satu di depan, tepat sejajar dengan puncak atap piramida mesjid. Lalu satu lagi di pinggir kiri (kalau dari arah depan Timur), menyambut jemaah yang datang dari arah Kantor Pemko Batam. Ada menara di samping kiri mesjid. Saya tidak tahu berapa tingginya. Tapi lumayan tinggi. Mungkin sekitar 50 meter.
Lahan yang luas ini, sayangnya tidak diimbangi dengan pepohonan. Memang di tepian-tepian dinding mesjid ada banyak tanaman, bunga, pohon palm. Lalu di pinggir lahan berbatasan dengan jalan, taman mengelilingi. Di tengah-tengah lahan halaman mesjid yang kurang pohon. Kalaupun ada, pohon kecil yang tidak mungkin jadi peneduh.
Nah ini yang bagus buat jemaah. Ada koridor yang menyambungkan pintu sebelah kiri dan sebelah kiri. Koridor ini melambung ke depan Taman Air Mancur. Jadi jemaah atau pengunjung bisa menikmati suasana di halaman tanpa perlu kepanasan, dari koridor ini.
Ya, secara keseluruhan, Mesjid Raya Batam ini enakeun. Buat beribadah adem bisa tuma'ninah, buat istirahat juga cocok, buat yang membawa keluarga juga bisa untuk bermain. Mirip-mirip Mesjid Pusdai Jalan Diponegoro Bandung. Ya, kayak gitu. Cuma lebih adem Pusdai... Airnya juga terasa nyecep sampe ke tulang. Kalo di Batam, seperti biasa, air lewat saja tak terasa dinginnya...
Lain waktu saya mau coba cari mesjid tertua di Batam. Katanya di dekat Nagoya, ada mesjid tua.. Mudah-mudahan minggu ini bisa...

No comments: