Thursday, May 24, 2007

You'll Never Walk Alone




Nonton final liga Champions pake screen wide di kantor. He he gelap-gelapan..
Pepe Reyna kecewa berat. Pippo mencium Piala Liga Champions.

BERAKHIR sudah perjuangan Liverpool untuk mencatatkan namanya sebagai juara Liga Champions sebanyak 6 kali. Di final, dini hari tadi WIB, The Reds takluk 1-2 di tangan Rossoneri AC Milan. Saya bela-belain menonton sampai tuntas kesebelasan kesayangan ini. Tapi rupanya tak cukup untuk mendorong Merseyside menjadi jawara Eropa.
Dari penguasaan bola, Liverpool menguasai jalannya pertandingan, terutama di babak pertama. Sayangnya, gol keberuntungan Inzhagi di menit terakhir babak pertama membuyarkan konsentrasi awak The Reds. Di babak kedua, permainan berimbang. Lagi-lagi AC Milan lebih beruntung. Penjagaan ketat pemain belakang Liverpool terhadap Kaka, membuka celah bagi Inzaghi lebih leluasa bergerak. Dan terjadilah gol kedua. Lolos dari jebakan off-side, Inzaghi memerdaya si plontos Pepe Reyna. Gol Dirk Kuyt, dua menit jelang pertandingan berakhir, tak mampu mengulang kembali sejarah 2005, saat Liverpool bisa menyamakan kedudukan jadi 3-3 dan akhirnya jadi juara.
Tahun 2005, You'll Never Walk Alone manjur menggugah semangat pemain Liverpool. Tapi kemarin, The Reds benar-benar berjalan sendirian. Lagu ini punya sejarah panjang.

Diciptakan dua orang musisi Amerika Serikat untuk pementasan opera di Broadway, Carousel, pada 1945. Mereka adalah pemusik Richard Rodgers dan pencipta lirik Oscas Hammerstein II. Pada 5 Oktober 1965, grup band asal Liverpool, Gerry & The Pacemakers, melansir albumnya yang salah satu lagunya berisi You'll Never Walk Alone.
Sebagian sejarah menyebut, gara-gara Gerry & The Pacemakers, suporter Liverpool lantas kerap menyanyikannya. Tapi sebagian kesaksian menyebut The Kop sudah demen melagukannya beberapa pekan sebelum launching album band itu.
Sampai sekarang suporter Liverpool masih bertengkar dengan pendukung Glasgow Celtic, Skotlandia, soal siapa yang lebih berhak "memiliki" anthem tersebut. Pasalnya, para pendukung Celtic juga mengklaim sebagai suporter pertama yang menjadikannya sebagai lagu kebangsaan.
Satu yang tak bisa dimungkiri, pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Liverpool adalah garda depan urusan musik. Dipimpin The Beatles, yang semua anggotanya tak ada yang suka sepak bola, Kota Liverpool dikenal banyak menghasilkan band dan musisi dunia. Inilah gelombang Merseybeat--lagu dari Merseyside. Aksen orang-orang Liverpool, scouser, berbeda dengan aksen Inggris kebanyakan.
Penjelasan itu mungkin bisa menerangkan bila You'll Never Walk Alone ala Gerry & The Pacemakers turut mendunia bersamaan dengan gelombang Merseybeat. Ipswich Town juga mengklaim lagu itu sebagai miliknya.
Banyak klub luar Inggris juga menyanyikannya: CSKA Sofia (Bulgaria); Rapid Vienna (Austria); Dinamo Zagreb (Kroasia); Ajax dan Twente (Belanda); Dortmund, Schalke, Bremen, St Pauli, Aachen, Mainz 05, dan Kaiserslautern (Jerman); AEK Athens (Yunani); FC Tokyo (Jepang); serta Brugge, Antwerp, dan Mechelen (Belgia).
Entah siapa yang sebenarnya lebih berhak. Hanya, di tingkat Eropa, lagu itu "menjadi milik" Liverpool. Seiring dengan sukses The Reds merebut empat gelar Liga Champions hampir beruntun pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, anthem tersebut turut mengelilingi Eropa. You'll Never Walk Alone seperti "menenggelamkan" beberapa anthem Liverpool yang lain (Baca Koran Tempo, 20 Mei 2007).
Bagaimanapun You'll Never Walk Alone tetap akan berkumandang di mananapun. Di penjuru Inggris, pendukung setia The Reds akan menyambut kedatangan Gerrard Cs dengan hangat. Tak akan ada caci maki, karena Gerrard menunjukkan kerja keras sepanjang dua babak pertandingan.
Tentu teman-teman di kantor Tribun senang dengan kemenangan AC Milan ini. Ya kebanyakan di sini pendukung Rossoneri. Tadi pagi, TI Tribun, Reza Galing memasang proyektor biar layar jadi gede. Pake sound biar kenceng terdengar. Ya ceritanya nonton bareng di kantor. He he..
Saya sih memilih nonton di rumah, biar gampang tidur kalau ngantuk. Tapi ternyata tidak ngantuk dan terus melotot sampai akhir. Sampai-sampai saya terlambat bangun. Baru jam 10 saya bangun. Langsung mandi, buru-buru ke kantor. He he telat rapat pagi nih.. Tapi dari tadi malam, saya sudah wanti-wanti ke Manprod Bang Eddy Messakh. "Saya datang telat yah".
Kini tinggal pusing kurang tidur, ngantuk, dan lapar...Ayo Makan. Sambil berjalan ke luar kantor, lagu kebangsaan Liverpool itu terngiang terus di telinga. Dan Engkau Tak Pernah Berjalan Sendirian. You'll Never Walk Alone.

When you walk through a storm
Hold your head up high
And don't be afraid of the dark
At the end of the storm
Is a golden sky
And the sweet silver song of a lark
Walk on through the wind
Walk on through the rain
Tho' your dreams be tossed and blown
Walk on, walk on
With hope in your heart
And you'll never walk alone
You'll never walk alone

No comments: