Bingkai kecil ini bercerita tentang apa pun: Keseharian, tentang cerita sejarah, petualangan, rekreasi, ataupun pemikiran dan opini. Semoga Bermanfaaat!
Saturday, May 19, 2007
Keliling Nagoya
foto paling atas adalah mesjid Baitussyakur, foto yang bawah adalah Pasar Induk Sei Jodoh
SABTU ini, sebelum ke kantor, saya keliling-keliling dulu di sekitar Nagoya. Kalau orang bilang, ke Batam tapi tidak ke Nagoya, serasa ada yang kurang. Saya sendiri sebenarnya sering lewat daerah Nagoya. Kalau pulang dari kantor, malam-malam, suka juga lewat daerah sini. Atau kalau lagi salat Jumat di Baloi, pulangnya pasti lewat Nagoya juga.
Dari Mess Tribun di Mitra Raya, saya meluncur ke daerah Pelita. Kalau menyebut nama Pelita, teman-teman di kantor selalu membumbuinya. "Wah ke Pelita Kang, mau ngapain. Pasti mau itu..". Yang keluar pasti pikiran ngeres. Kabarnya Pelita itu daerah xxx. Banyak hotel-hotel kecil tempat "nyakeudeung" (istirahat sejenak, short time). Kos-kosan di daerah ini juga terkenal sebagai tempat kumpul kebo. Weleh...Saya sih cuma lewat saja, sekalian mengamati seperti apa daerahnya.
Lalu saya menuju belakang Nagoya Hill, Matahari Hypermart. Ini supermall di pusat Nagoya. Nagoya juga terkenal sebagai daerah bisnis dan perkantoran. Dan tentu Hiburan. Dulu saat perjudian menjadi raja, Nagoya adalah pusatnya. Hampir semua ruko adalah tempat judi. Batam pun terkenal sebagai surga bagi para penjudi, terutama dari Singapura dan Malaysia. Mereka bisa main judi dan cewek sekalian dengan murah. Ibaratnya, orang sini bilang, kalo Singapura harga short time itu 40 dollar, nah kalau di Batam 40 dollar buat semalaman sampai puas. Siapa yang tidak mau menghabiskan uang di Batam, dengan tawaran seperti itu.
Tapi itu dulu. Saat Kapolrinya Sutanto, Judi habis total. Ngacir semua penjudi. Tidak ada lagi toke-toke gede keliaran di Nagoya. Paling juga sekarang ini kroco-kroco cacing cau yang keliaran.
Dari jalan besar Nagoya (saya tidak nama jalannya), saya menyeberang ke Pasar Indah Baru. Di bagian belakangnya, banyak kios penjual buah-buah. Pasti buahnya impor dari Thailand, Singapura, dll.
Saya sih asal saja ambil jalan. Kalau maunya ke kanan, saya belok kanan. Kalau ke kiri ya kiri. Eh akhirnya tiba di sebuah perempatan. Rasa-rasanya saya kenal. Oh iya, ini kan perempatan keluar dari DC Mall. Berarti saya sudah berada di daerah Sei Jodoh atau disingkat Jodoh saja.
Saya ingat di Jodoh, ada pasar Induk yang model bangunanannya unik. Saya pun segera meluncur ke pasar itu. Memang unik bangunan pasar ini. Arsitekturnya seperti zaman Belanda dulu. Bangunan tinggi dengan pintu dan jendela khas Belanda. Lalu antar bangunan disambung dan koridor beratap. Warna atapnya merah tua dengan dinding merah muda. Asyik melihatnya. Tapi tampak sepi. Mungkin karena saya datang terlalu siang.
Dari pasar, saya kembali ke Nagoya. Lewat perempatan yang ada Mc Donald-nya, saya mampir ke Mesjid Baitussyakur. Kabarnya ini mesjid tertua di Batam. Saat ini lagi direnovasi. Saya makan dulu di warung Padang di pinggir mesjid. Soalnya belum sarapan pagi..
Sehabis makan, saya jeprat-jepret dulu baru meluncur lagi. Kali ini saya ke daerah Baloi. Di sini ada Tapekong atau Kelenteng besar. Tempat ibadah umat Konghucu atau kadang Budha ini jadi tempat wisata. Lapang parkirnya luas. Orang pun bebas masuk ke kuilnya atau sekadar potret-potret dewa-dewa umat Konghucu. Saya pun sempatkan untuk foto-foto.
Sudah hampir jam 12, saya pun segera bergegas menuju arah kantor. Kali ini lewat daerah Bukit Senyum. Tadinya saya mau jepret pemandangan Singapura, nun di sana. Sayangnya, langit tak bersahabat, penuh kabut, sehingga gedung-gedung pencakar langit yang biasanya terlihat, tak tampak satu pun terselubungi asap. Mungkin besok langit lebih cerah... (*)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment