Thursday, August 14, 2008

Pramuka dalam Kenangan

TANGGAL 14 Agustus ini adalah hari ulang tahun Gerakan Pramuka. Adakah yang ingat dengan tanggal tersebut? Anak-anak Pramuka yang masih aktif pasti ingat. Tapi bagaimana dengan para mantan anggota, atau mereka yang dulu di SD, SMP, SMA, pernah ikut Pramuka, masih ingatkah dengan organisasi ini?

Ah, mungkin banyak yang sudah tidak ingat, bahkan tidak peduli lagi dengan gerakan anak-anak muda yang satu ini. Kuno, ketinggalan zaman, mungkin begitu hal yang melintas dalam pikiran kalau berbicara soal Pramuka.

Sejarah Pramuka adalah sejarah negeri ini. Bermula dari berdirinya perkumpulan-perkumpulan kepanduan di zaman kolonial Belanda. Padvinders, begitu untuk menyebut kepanduan. Seiring dengan gerakan nasionalis yang makin membara, nama Padvinders diganti menjadi Pandu atau Kepanduan. Muncullah Kepanduan Bangsa Indonesia. Lalu ada pula Hizbul Wathon, kepanduan Muhammadiyah.

Singkat cerita, setelah melalui proses dan fase kemerdekaan, lalu di masa Orde Lama, tahun 1961, ditetapkanlah Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya wadah kepanduan di Indonesia. Sebuah wadah pendidikan bagi anak-anak muda usia 7-25 tahun. Kalau mau tahu bagaimana sejarah lahirnya Gerakan Pramuka secara lengkap, klik saja Pramuka.

Pramuka bagi saya adalah kenangan yang mengasyikkan. Sejak kelas 4 SD saya sudah menjadi anggota Pramuka. Kemping ke Gunung Radar atau sekadar Persami (perkemahan Sabtu Minggu) di sekolah, sering dilakoni. Aktivitas Pramuka memang menyenangkan. Lebih banyak jalan-jalan keluar. Berlatih baris berbaris dan ikut upacara. Saat ada peringatan Hari Pramuka di Stadion Sangkuriang Cimahi, saya menjadi salah satu personel senam Semaphore.

Dua kakak saya juga anggota Pramuka. Mereka sering mengikuti LT (Lomba Tingkat). Malah kakak saya yang pertama, Ma'sum, ikut latihan pramuka di dua tempat. Di sekolah dan di Lanud Husein Sastranegara. Rasanya sampai tingkat SMP, mereka pun masih tetap ikut kegiatan Pramuka.

Sementara saya, saat masuk SMP, tak ikut lagi aktivitas Pramuka. Saya lebih memilih menjadi anggota Passus (Pasukan Khusus). Ini cikal bakal Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera), yang kerjaannya baris berbaris dan mengibarkan bendera. Justru saat itu, saya dan kawan-kawan di Passus bersaing keras dengan anak-anak Pramuka dalam hal prestasi, kemampuan memimpin upacara dan menaikkan bendera.

Passus SMP 3 Cimahi adahal pelopor pasukan pengibar bendera tingkat SMP di Cimahi. Baru setelah itu menyusul SMP 1 membuat Pasti (Pasukan Inti), yang tugas sama: baris berbaris dan mengibarkan bendera. Sementara Pramuka sudah lama eksis di SMP. Tentu prestasinya pun sudah banyak.

Kami pun tak mau kalah. Berbagai lomba PBB kami ikuti dan kami selalu menjadi pemenang. Yang paling mengesankan saat memenangi lomba PBB di Pusdibekang. Kami meraih piala Harry Mukti, penyanyi yang kini jadi ustad, yang adalah alumnus SMP kami.

Balik lagi soal Pramuka. Baru saat di SMA, saya kembali menggeluti dunia Pramuka. Ambalan Sunan Rachmat nama kumpulan pramuka di SMA 2 Cimahi. Dan saya sebagai Pradana alias komandan ambalan. Di SMA-lah, segala bentuk kreativitas dikerahkan untuk memajukan pramuka.

Saya masih ingat saat saya memimpin teman-teman, Dicky Kewoy, Rudi Anduk, Hendi, Indra, Eko, untuk atraksi kemahiran halang rintang di depan siswa-siswa baru. Kalau sekarang ini sedang trend atraksi jumpalitan yang disebut Parkour, saya dan kawan-kawan sudah menggelutinya sejak tahun 89.

Meloncat tembok setinggi 3 meter bukan masalah bagi kami. Padahal badan kami pendek-pendek. Tentu lewat latihan keras dan teknik yang benar, tembok setinggi itu bisa kami panjati dengan mudah. Merayap di tambang yang membentang di tengah lapangan basket, jungkir balik, salto, merayap sambil membawa pasien di bawah ram kawat, sudah biasa kami lakukan. Melewati jembatan goyang, jembatan papan yang digantungkan pada tali, hal yang mudah bagi kami saat itu. Halang rintang, begitu kami menyebutnya. Ternyata, kini jadi Parkour.

Menjelajah dan berjalan kaki adalah kegemaran saya dan kawan-kawan di Pramuka. Sejumlah gunung di Jabar sudah kami daki. Hutan-hutan kami terabas. Pernah dari Banjar ke Pangandaran kami berjalan kaki, untuk menyiapkan tempat perkemahan di tepi pantai. Setiap liburan akhir semester adalah saat paling menyenangkan. Karena kami tentu akan mengisinya dengan penjelajahan baru atau perkemahan.

Itulah pramuka. Selalu menyenangkan, menggembirakan bersama-sama. Sedih pun selalu dihibur dengan nyanyian gembira. Ruang sekretariat Pramuka menjadi markas siang dan malam. Saya sering tidur di sekretariat ini. Melewatkan malam minggu dengan membuat nasi liwet dan api unggun. Besok paginya langsung sekolah. Karena di dalam ransel, sudah tersedia baju ganti.

Senang rasanya mengingat kembali masa-masa aktif di Pramuka. Sayang, saya hilang kontak dengan teman-teman seperjuangan dulu di Ambalan Sunan Rachmat-Inten Dewata. Karib saya, Dicky Kewoy setelah menikah pindah ke Bekasi. Rudi Anduk entah kemana. Hendi setelah menikah pindah ke Madiun. Indra setelah pindah rumah, tidak ketahuan rimbanya. Hassanudin, meski sekuliahan di Unpad, jarang bertemu.

Apalagi teman-teman anggota Pramuka putri, benar-benar hilang komunikasi. Evi Komala masih datang saat saya menikah. Nia Kurniasih, setelah nikah katanya tinggal di Bekasi. Ai Maryani, katanya jadi pegawai RS Dustira, tapi tidak pernah ketemu. Rochayani tidak tahu dimana tinggalnya. Wah, masih banyak teman-teman lain yang tidak bisa diketahui keberadaannya. Oh ada satu yang beberapa kali bertemu, Agus. Dia punya usaha kios bensin di depan kantor Pos Cimahi. Jadi suka bertemu, karena saya selalu lewat jalan itu.

Gimana yah rasanya kalau sekarang berkumpul lagi, kemudian membuat perkemahan besar alumnus Pramuka SMAN 2? Heboh lah pasti. Tapi siapa yang akan mengkoordinirnya? Semua serba sibuk, karena sudah punya momongan. Ya bermimpi sajalah itu terjadi. (*)

3 comments:

rifkadejavu said...

salam pramuka....gw ampe sekarang masih aktip di pramuka...gila...gw masih keinget asiknya kegiatan di Pramuka, kemping, bikin tandu, ikutan lomba, jamnas dll...pokoknya pramuka is the best deh

Anonymous said...

Salam Pramuka.

Kami pencinta kegiatan Pramuka, Insya Allah bakan gelar kegiatan menarik bagi Pramuka yang hobby memasak. "LOMBA MEMASAK ANAK RIMBA" akan diadakan di Bandung, Wana Wisata Gunung Puntang (Bumper) pada tanggal 27-28 Desember 2008.
Peserta adalah anggota Pramuka (Nasional).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di www.festivalgunungpuntang2009.blogspot.com
Acaranya dijamin menarik, menambah wawasan dan ketrampilan, khususnya dibidang masak-memasak.

Tempat pendaftaran hanya ada di Kwarcab Kota Bandung

Terima kasih
Endro Purwanto

Daniel Giovanni said...

Yep, Parkour emang backgroundnya dari latihan halang rintang yang dipake sama satuan pemadam kebakaran & militer Perancis.. :)
Cuma bedanya di Parkour diadaptasiin ke lingkungan urban.. :)

Maju terus Pramuka Indonesia!

Warm Regards,
Daniel - Parkour Indonesia