Wednesday, August 13, 2008

Remaja Bandung Doyan ML

HASIL survei 25 Messenger Jabar terbaru soal pengetahuan dan perilaku remaja Kota Bandung menunjukkan sedikitnya 56 persen ABG, remaja dan pemuda pada rentang usia 15 hingga 24 tahun sudah pernah berhubungan seks atau making love (ML) di luar nikah. Hubungan seks dilakukan dengan pacar, teman, dan pekerja seks komersial.

Survei itu dilakukan pada rentang waktu Juni 2008 dengan rata-rata responden 100 orang remaja usia 15-24 tahun di seluruh kecamatan Kota Bandung. Selain mereka yang tinggal di rumai, survei juga mengambil responden remaja yang tengah nongkrong di pusat perbelanjaan, mal, dan tempat keramaian lain. Hasilnya, ya itu tadi, 56 persen sudah pernah ML. Rinciannya, 30 persen menyatakan ML dengan pacar sendiri, 11 persen dengan pekerja seks komersial (PSK), dan 3 persen dengan seseorang atau teman yang baru dikenalnya (one night standing).

Perilaku remaja tersebut ternyata tidak dipengaruhi tingkat strata sosial. Bukan hanya remaja dari kalangan kelas sosial rendah yang pernah melakukan hubungan seks, tapi di tingkat strata yang lebih tinggi, perilaku semacam ini juga terjadi. "Kondisi ini sudah mendekati parah," begitu kata Kristian, Ketua 25 Messenger Jabar sebagaimana diberitakan Tribun Jabar, Rabu (13/8).

Bahkan tingkat pendidikan juga tidak memengaruhi prilaku mereka berhubungan seks. Ini bisa diketahui dari hasil survei pengetahuan remaja mengenai HIV AIDS dan penularannya. Ternyata, pendidikan tinggi tidak menjamin pengetahuan mereka tentang HIV AIDS lebih baik dibanding mereka yang berpendidikan rendah.

Hasil survei juga menunjukkan tingkat pendidikan rendah berpengaruh terhadap perilaku menonton film porno. Semakin rendah pendidikan, semakin banyak yang menonton film porno.

Selain dari tontonan film porno, pengaruh lainnya didapat dari internet, dan gambar porno via ponsel. Yang cukup mengejutkan, mayoritas remaja/pemuda di rentang usia 15-24, baik laki-laki maupun perempuannya, pernah menonton film porno. Mayoritas lewat VCD/DVD, atau diperoleh dari internet, atau kedua-duanya.

Pengaruh lain dalam perilaku seksual remaja antara lain seringnya orang tua bertengkar serta perceraian orang tua. Dari hasil survei, remaja yang orang tuanya kerap bertengkar membuat mereka mengalihkan kejenuhan tersebut dengan berperilaku menyimpang dengan melakukan hubungan seks.

Hasil survei lain menunjukkan bahwa remaja yang tidak aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler dan keagamaan sangat memengaruhi perilaku seksual mereka. Diketahui pula mereka yang tidak aktif cukup banyak yang melakukan hubungan seks karena tidak adanya kegiatan lain dan sebaliknya.

Namun yang mengejutkan, ada beberapa responden yang aktif dalam kegiatan keagamaan tapi tetap melakukan hubungan seks bahkan dengan PSK. Dengan perilaku yang demikian, ujar Kristian, 40 persen responden ternyata bergonta-ganti pasangan. Ini menunjukkan ada kecenderungan peningkatan tertular HIV postitif.

Ya melihat angka-angka itu sebetulnya sudah bukan hal mengejutkan lagi. Karena dari dulu juga Bandung mah sudah terkenal dengan urusan eseks-eseksnya. Kasus Nanda dan Adi dengan Bandung Lautan Asmaranya, hanyalah puncak gunung es. Yang lainnya, lebih banyak lagi. Tapi ini jadi warning bagi kita para orang tua agar lebih ketat mengawasi anak-anaknya. Tentu bukan dengan cara mengekang kreativitas mereka, tapi memberi rambu-rambu mana yang boleh dan tidak. Kondisi di rumah juga harus diperhatikan, agar tidak menjadi alasan anak lari dari keadaan yang membuatnya terhimpit. (*)

1 comment:

Anonymous said...

wah mas saya setuju bange ni sama mas....

para orang tua harus nya lebih ketat lagi sama anaknya,, setidaknya orang tua bisa lebih memberikan perhatian dan waktu mereka bersama anak..

dan klo perlu mereka ikut ambil bagian dalam pergaulan anaknya..

sehingga orang tua bisa lebih memahami perasaan anaknya,,

dan orang tu bisa lebih selektif dalam memberikan kebebasan