SAMBIL mengedit berita, saya menonton Persib Bandung yang tengah berlaga di ajang Copa Indonesia melawan Persijap di Stadion Siliwangi. Pertandingan yang berlangsung malam hari itu disiarkan secara langsung oleh Lativi.
Dan bukan cuma saya yang menonton. Hampir semua orang di kantor menonton. Ruang redaksi jadi padat oleh maniak Persib. Teriakan-teriakan spontan keluar saat pemain Persib menyerang atau hampir mencetak gol. Semua orang gemes karena Persib belum mampu mencetak gol hingga babak kedua.
Persib main bagus, tapi permainan Persijap pun terbawa bagus. Saling serang dengan determinasi tinggi. Gemuruh ribuan bobotoh fanatik yang memenuhi Stadion Siliwangi memekakkan telinga untuk menyemangati anak-anak Maung Bandung. Namun tetap saja, gol belum tercipta. Malahan permainan menjurus kasar. Beberapa kali pemain Persib atau Persjiap memeragakan permainan kasar. Sikutan Nova Arianto menghajar muka pemain Persijap. Begitu pula tackle keras pemain Persijap menghantam kaki Ridwan Barkoui.
Suara "penonton" di ruang tamu Tribun terdengar paling ribut. Terkadang teriakan itu menjadi bahan tertawaan yang lain. Ahhhhh...." begitu teriakan kecewa saat tendangan Cabanas diblok kiper Persijap.
Pertandingan sudah memasuki masa perpanjangan waktu. Babak kedua perpanjangan pun sudah hampir berakhir. Tapi gol yang ditunggu-tunggu belum juga hadir. Apakah pertandingan akan berakhir dengan adu tendangan penalti? Ha aaaaah...
Apakah Persib akan lolos ke 16 besar Copa Indonesia? Belum terjawab sebelum peluit panjang ditiup wasit.
Ternyata memang adu penalti. Penendang pertama dari Persib, Lorenzo Cabanas, gagal, karena bola diblok kiper Persijap, Fance. Kedudukan 4-3 untuk Persijap dengan sisa penendang satu orang. Dan teriakan kekecewaan pun membahana, ketika tendangan penendang terakhir Persib, Suwita Patha, melambung di atas mistar gawang. Pemain Persijap pun merayakan kemenangan dengan penuh sukacita. Ohhhhh Persib...
No comments:
Post a Comment