SABTU 23 Juni 2007. Saat menuju ke kantor, saya singgah ke kantor Telkom Jalan Lembong. Saya mau registrasi migrasi flexi. Saya baca di koran, untuk pelanggan Flexi tahun 2003, batas registrasi sampai hari Minggu, 24 Juni. Sebelumnya saya sempat kontak ke layanan bebas pulsa. Operator bilang, Sabtu-Minggu, Plaza Telkom Cimahi tutup, jadi harus ke Bandung. Kalaupun tidak sempat, bisa hari Senin, 25 Juni.
Saya bawa serta handshet dan KTP Bu Eri, karena waktu dulu daftar atas nama Bu Eri. Setelah baca iklan Flexi,
bayangan saya, handshet Sanex yang frekwensinya 1900 hz, akan dipindahkan ke 800 Hz.Makanya Telkom bilang handshet harus dibawa.
Di tempat registrasi, HP sanex diperiksa, apa masih berfungsi atau tidak. Lalu saya pun mengisi formulir registrasi dan mendapat penjelasan dari si Teteh petugas check HP. Selesai di meja check, saya menuju meja registrasi dan kompensasi.
Nah inilah awal yang menyebalkan. Si petugas, namanya Eceu Yayan (aneh yah, laki-laki namanya Eceu, soalnya dalam bahasa Sunda, Eceu itu panggilan untuk kakak perempuan atau perempuan yang lebih tua, Red). Si Eceu ini menjelaskan, kalau Flexi saya masuk kategori Silver. Jadi ada tiga kategori, yaitu Silver, Gold,dan Platinum. Pengkategorian didasarkan pada lama berlangganan, jumlah pemakaian per bulan, dll.
Nah si Eceu ini menyebutkan, untuk kategori Silver, kompensasi migrasi adalah Pulsa dan Kupon. Pulsa besarnya Rp 600 ribu selama enam bulan, berarti satu bulan Rp 100 ribu. Kalau Kupon besarnya Rp 400 ribu, untuk voucher membeli handshet baru yang ditentukan oleh Telkom. Perlu juga dijelaskan, dalam iklan Flexi di koran-koran, soal kompensasi tidak dijelaskan, hanya disebut kompensasi akan diberitahukan saat registrasi.
Persoalan yang muncul kemudian, kalau pelanggan memilih Kupon, maka dia bisa menukarkan voucher dengan HP baru, namun jika harga HP lebih mahal dari kupon, pelanggan harus menambah lagi uang. Selain itu, pelanggan pun HARUS MENYERAHKAN HANDSHET YANG LAMA.
Saya terang langsung mencak-mencak sama si Eceu dan petugas lainnya di meja registrasi
. "Ini aturan macam apa, Hah? Ini merugikan pelanggan. Coba Anda pikirkan, ini merugikan tidak. Kalau saya pilih kupon, saya membeli handshet baru dan ada kemungkinan menambah uang, lalu H P saya harus diberikan kepada Telkom? Apa enggak rugi? Orang waras juga pasti bilang itu rugi. Ini Telkom gimana. Anda tahu tidak, handshet apa yang ditawarkan Telkom tahun depan itu, Hah? Tahu? Enggak khan? Bisa tidak HP nanti itu untuk internet? Masa saya membeli handphone yang tidak jelas juntrungannya, lalu HP saya diberikan begitu saja. Apa-apaan ini? Saya datang kemari sebagai orang awam. Yang namanya Migrasi itu berarti pindah.
Kenapa telkom minta pelanggan membawa handshet, yah dalam pemikiran saya, itu untuk diganti frekwensinya dari 1900 ke 800. Tinggal diganti chipnya, beres. Tapi ini apa, kompensasi kayak gini,? cerocos saya.
"Kalau yang ganti HP itu hanya untuk Platinum, itu juga hanya ganti dalamnya saja, diganti ke 800, Mas. Nanti harga HP CDMA turun kok, paling juga 400 ribuan, ya kalau Mas enggak mau, dijual saja HPnya ke konter," kata petugas cewek yang duduk di samping si Eceu.
Kontan saya meledak lagi. "Hah ke konter? Saya datang ke sini dengan niat baik untuk registrasi bukan untuk menjual HP. Seharusnya kan Telkom mengganti semua handshet dari 1900 ke 800 seperti yang Platinum itu, bukannya menawarkan Pulsa atau Kupon, karena itu merugikan pelanggan. Kalau ke Platinum bisa, kenapa ke Silver dan Gold tidak bisa mengganti bagian dalam handshet? kata saya lagi. Ada sekitar setengah jam, saya mencak-mencak. Dan yang bikin kesal lagi jawaban yang keluar adalah jawaban klise kalau terpojok bin kepepet. "Kami cuma petugas Pak, tidak tahu soal seperti itu, kami menjalankan tugas saja. Kalau bapak tidak mau ya tidak apa-apa," Sialan, gerutu saya dalam hati.
Karena tidak ada pilihan lain, setelah konsultasi dengan Bu Eri, akhirnya saya pilih kompensasi Pulsa. Risikonya saya mesti beli HP baru, karena HP Sanex SC7080 yang hanya mono frekwensi tidak bisa berfungsi lagi di jalur 800 Hz. Ya daripada harus menyerahkannya tanpa syarat ke Telkom. Bayangkan saja, HP itu harganya Rp 2.3 juta, beli saat awal-awal Flexi. Saya butuh, untuk akses internet di rumah. Maklum tidak ada telepon rumah. Bertahun-tahun mengajukan pemasangan baru, tak pernah ada realisasinya. Dengan HP Sanex yang punya modem internal itu pula, saya dan Bu Eri bisa mengakses internet, mengirim berita, sorot, foto, dan lain-lain. Kalaupun sekarang harganya jatuh, taruhlah 400 ribu, saya tentu tak rela menyerahkannya ke Telkom. Rugi besar donk, Apa HP yang ditawarkan Telkom juga bisa untuk internet? Orang petugasnya juga tidak tahu HPnya mereka apa yang ditawarkan Telkom.
Kesal dan marah berpadu jadi satu, dan terus terbawa sampai ke kantor. Bawaannya Nasteung, pengen marah aja. Dasar Flexi,...sialan (*)
1 comment:
hi, turut prihatin krn hpnya cuma dihargai 400.. diiklan kompas tgl 23 nov ini cuma ditawarkan hp nokia 1265 yg primitif tidak berwarna tinggal tambah 85rb kalau pake kupon silver.. kalau mau yang bisa internet, bisa beli nokia 6585 (ada infrared & kabel data)sekarang dia udah murah kok, garansi distributor dibawah 800rb kayaknya.. kalau second mungkin 600-an..
Post a Comment