Monday, July 28, 2008

Hannibal From Indonesia

RASANYA 10 jenazah yang ditemukan dikubur di halaman rumah orang tuanya, cukup untuk menabalkan Very Idham Heryansyah alias Ryan, gay asal Jombang, sebagai psikopat kelas wahid sekelas dengan Hannibal di film "Silence of The Lamb" dan sekuel-sekuelnya.

Ryan tak memiliki rasa bersalah sedikitpun ketika mayat-mayat itu berhasil ditemukan polisi. Ia dingin saja saat menunjukkan lokasi korban-korbannya dikubur di seputar rumah orang tuanya.

Kalau saja kasus pembunuhan mutilasi di dekat Ragunan tidak berhasil diungkap, sangat mungkin korban Ryan bakal bertambah. Heri Santoso adalah korban mutilasi itu. Setelah diselidiki polisi, terkuak pembunuh Heri adalah Ryan. Gara-garanya, Heri "naksir" Noval, pasangan gay Ryan, yang dilihatnya di ponsel milik Ryan. Padahal saat itu, mereka baru saja berhubungan sesama gay di apartemen yang ditempati Ryan dan Noval di Margonda.

Posesif, begitu katanya kejiwaan Ryan. Gampang tersinggung, dan langsung meledak kemarahannya bila ada sedikit saja pasal yang membuatnya tak nyaman. Dengan tenang pula, tanpa ada belas kasihan atau tega, Ryan mengerat tubuh Heri menjadi tujuh bagian dan memasukkan ke dalam tas.

Dan yang membuat ia layak diberi gelar Hannibal from Indonesia, ternyata korbannya tak cuma satu. Tapi ada sepuluh. Pertama, ada empat mayat yang ditemukan di halaman rumah. Lalu bertambah lagi lima jenazah. Semua korban adalah orang-orang yang dilaporkan hilang dan saat terakhir terlihat bersama Ryan.

Selain karena urusan gay, motif pembunuhan pun sangat mungkin terkair materi. Karena ternyata seorang ibu rumah tangga, Nani, dan anaknya Silvi, pun jadi korban keganasan Ryan. Gila yah orang kalo sudah tidak bisa lagi memandang mana yang benar dan yang salah, sikat saja. Yang penting persoalan beres.

Pantas saja aksi Ryan ini membuat ketakutan kaum gay di Jakarta. Mereka jadi paranoid kalau bertemu orang yang belum mereka kenal. Lalu keluarga orang yang hilang pun, juga jadi parno. Khawatir anggota keluarga mereka itu jadi korban Ryan.

No comments: