Monday, July 07, 2008

Kondangan, Makan di Tukang Lotek

HARI Minggu (6/7), Bu Eri mendapat undangan dari Kabag TU Depag Kota Cimahi yang menikahkan anaknya di Aula Pusdikter. Sejak beberapa hari sebelumnya, Bu Eri sudah memberitahu ada undangan. Jadi kami siap-siap, mengosongkan jadwal acara di hari libur dan hendak berangkat lebih pagi.

Namun apa mau di kata, rencana tinggal rencana. Jam 10.00, mendadak Kaka Bila ingin ikut Bude berenang di Tirta Mulya, Ngamprah. Akhirnya, untuk menyenangkan anak sekalian mengisi hari liburnya, kita pun ikut berenang. Sehabis dari sana, baru kita pulang untuk pergi ke kondangan.

Baru beres berenang sekitar jam 12.30 lebih. Langsung pulang ke rumah, pake angkot carteran. Tiba sekitar jam 13.30. Dengan kecepatan tinggi alias grasa grusu, saya dan Bu Eri cepat ganti baju untuk mengejar ke kondangan di Pusdikter Gadobangkong. Biasanya kalau di gedung, acara resepsi beres sekitar jam 14.00. Masih ada waktu lah setengah jam.

Sampai di Pusdikter, jarum jam menunjukkan jam 2 lewat 10 menit. Langsung tancap gas saja salaman dengan pengantin. Lalu celingukan kiri kanan, mencari tuan rumah yang mengundang. Malah bertemu dengan Pak Wawan dari Dishub. Pak Wawan ini yang membantu mencari Pak Wawan Depag.

Akhirnya bertemu juga. Setelah basa-basi dan minta maaf karena terlambat, kami pun langsung angkat kaki. Tak sempat kami mencicipi hidangan, karena memang sudah habis. Tinggal nasi putih dan ayam suwir saja. Dari pada tidak sama sekali, kami ambil dua gelas Aqua. Cukup lah untuk membasahi kerongkongan yang kering.

Melajulah kami menuju ke rumah kembali dengan perut tak karuan. Untungnya di kolam renang, kami sedikit mengisi perut dengan nasi goreng. Tapi tetap saja tak bisa membuat perut penuh.

Di tengah jalan, saya usul ke Bu Eri, gimana kalau mampir dulu ke tukang lotek di Jalan Gatsu Cimahi. "Kayaknya enak ni makan rujak siang-siang," kata saya. Tak perlu banyak kompromi, karena Bu Eri pun merasa lapar. Motor pun diarahkan ke Gatsu.

Di situ, bukan cuma rujak yang dipesan, tapi juga lotek pedas plus kerupuk kuning. Di jalan saat pulang, saya tertawa keras. Bu Eri heran, kenapa ketawa. "Bayangin aja, dari rumah mau pergi kondangan. Eh, makannya malah lotek sama rujak," jawab saya disambut tawa Bu Eri.

Tiba di rumah, langsung saja lotek dan rujak itu kami sikat habis. Namanya juga orang lapar.

No comments: