RASANYA hari Jumat kemarin merupakan terburuk yang pernah saya alami. Bukan harinya yang buruk, karena tidak ada hari yang buruk. Apalagi hari Jumat adalah Penghulunya hari dan sangat dimuliakan, jadi tak mungkin buruk.
Yang buruk adalah pengalamannya itu. Saya dan Bu Eri sudah merencanakan untuk belanja kebutuhan bulanan pada hari Jumat. Kebetulan saya libur reguler, lalu Bu Eri pulang piket, sehingga bisa libur.
Tapi yang namanya libur, tetap saja ada sisipan kerjanya. Sejak pulang piket, Bu Eri berkutat dengan bahan tulisan. Dan baru beres selepas orang salat Jumat. Saya pun kebagian tugas mengirimkan file itu via internet. Sejak jam 1 siang, saya sudah duduk di warnet dekat rumah. Tapi sampai jam 3, belum satupun file yang bisa dikirim. Leletnya minta ampun. Membuka Yahoo saja susah buanget. Weleh, ini warnet apaan sih?
Waktu saya tanya ke tukang operator warnet, dia beralasan, kalau Yahoo emang lelet kalau siang hari. "Soalnya banyak yang pakai yahoo," gitu kata si tukang warnet itu. Alasan yang mengada-ada, pikir saya.
Saya coba buka Gmail. Awalnya lambat, tapi kesananya cepat. Sayangnya, saat mengirim file tulisan dan foto, langsung error. File pun tak bisa dikirim. Saya sudah keringat dibuatnya. Terus coba beberapa account Yahoo. Akhirnya bisa dibuka juga. Kirim dokumen dan foto, lamanya gak ketulungan. Karena sudah mepet, saya coba kirim dokumen saja. Butuh 20 menit untuk bisa terkirim. Beres dah, yang penting dokumen tulisan dulu yang masuk, biar foto menyusul.
Semula saya, Bu Eri, Kaka Bila, dan Nurul, mau naik taksi. Tapi setelah tahu Mas Rikhan tidak kemana-mana, Bu Eri minta Mas Rikhan mengantar kita, sekalian main.
Berangkatlah kita pakai mobil carry merah tahun 70-an. Saya sudah agak ngeri naik mobil ini, karena sering mogok. Kaka pun awalnya enggak mau naik. Tapi karena Mas Rikhan sudah kadung ke garasi, ya sudah, terima apa adanya.
Di jalan, baru diputuskan mau belanja ke mana. Ada beberapa tempat yang biasa jadi tujuan untuk belanja. Carrefour Mollis, lalu Carrefour Paris van Java. Juga Hypermart dan Borma. Kami pilih Carrefour Paris van Java, karena di sana ada tempat main untuk anak dan lebih ramai.
Oh iya, sebelum berangkat, Bu Eri menyempatkan periksa Kaka ke Bidan Endah. Sudah dua hari Kaka mengeluh sakit, dan suka menangis kalau malam hari.
Sepanjang jalan hingga belanja sih tidak ada masalah. Hanya Kaka yang menangis saat main seluncuran. Dia sakit gatal lagi. Jam 8 malam, acara belanja selesai. Setelah itu kita makan.
Nah mimpi buruk pun dimulai ketika hendak pulang. Setelah semua barang dimasukkan ke dalam mobil dan semua siap berangkat, mendadak mobil tak bisa distarter. Semua orang terdiam dan menahan napas. Cetek, cetek, kunci diputar, tak juga menyala.
"Mungkin ini accu-nya tertindih barang, jadi ada kabel lepas," kata Bu Eri. Memang accu mobil tua ini ada di dekat jok tengah. Namun setelah diperiksa, tidak ada masalah.
Bongkar sana bongkar sini, pasang sekering yang putus, tak juga mobil bergerak. Hampir 2 jam kita berkeringat, karena stres dan kepanasan, di parkiran Paris van Java Mal.
Karena mobil lama tak kunjung menyala, akhirnya kita putuskan naik taksi saja. Pesan Taksi Bluebird untuk masuk ke parkiran. Namun terlewat. Saat kita di dalam mobil, taksi melaju. Pesan lagi beberapa kali ke operatornya, tak kunjung datang juga.
Kita semua udah pasrah saja deh. Orang rumah menelepon, nanyain posisi di mana. Begitu tahu mobil mogok, Mas Rohman pun menyusul pakai motor sambil bawa tetangga yang bisa ngoprek mobil.
Eh, tahunya Mas Rohman malah ke Carrefour Mollis, ya jelas jauh. Terpaksa putar arah ke Sukajadi. Menunggu Mas Rohman datang tentu lama, sementara Blue Bird yang sudah dijanjikan nomor 042 yang datang, ternyata tak kelihatan juga, akhirnya saya keluar tempat parkir, ke jalan raya.
Saya cari taksi di jalan. Ketemu GR. Mintanya diborong aja. Gak perlu pikir panjang lagi, saya oke kan saja. Yang penting, anak-anak yang sudah tertidur bisa pulang. Mana tahan mesti nginap di tempat parkir mall.
Jam 23.15 malam, baru sampai di rumah. Itu pun belum selesai, karena harus mengangkut barang belanjaan. Terpaksa membangunkan Mbak Ani, meminjam gerobak dorong. Maklum, rumah kami di gang sempit di tengah kampung, lumayan jauh dari jalan Unjani.
Baru bisa menarik napas lega setelah semua beres, sekitar jam 12.00 malam. Itu pun dengan keringat membanjiri badan. Kebayang atuh, mendorong gerobak penuh barang melewati gang sempit, cape pisan. Huh, enggak akan deh sekali-kali lagi belanja ke Carrefour Paris van Java Sukajadi. Beberapa kali ke sana selalu saja kesulitan buat pulang. Pesan taksi, enggak pernah datang. Ada mobil dari rumah, eh mogok. Nasib...(*)
1 comment:
Artikel-artikel di blog ini bagus-bagus. Coba lebih dipopulerkan lagi di Lintasberita.com akan lebih berguna buat pembaca di seluruh tanah air. Dan kami juga telah memiliki plugin untuk Blogspot dengan installasi mudah. Salam!
http://www.lintasberita.com/Lokal/Pengalaman_Terburuk/
Post a Comment