Wednesday, January 02, 2008

Musim Banjir, Musim Penyakit

CUACA seolah tak ramah saat memasuki tahun 2008 ini. Matahari jarang menampakkan diri, sesering bulan lalu. Pagi selalu disambut kabut tebal. Lalu gerimis tipis pun membuyarkan sang kabut. Siang sedikit, gerimis berubah semakin deras. Hujan pun lebat mengguyur bumi. Tak selesai di siang hari. Malam pun disapa sang hujan. Menembus kedalaman akar-akar. Dingin menusuk tulang. Angin pun bertiup kencang.
*****

BEGITULAH kondisi Bandung dan sekitarnya. Hujan terus-menerus menyiram bumi. Banjir cileuncang bukan lagi berita. Tapi keseharian yang harus dilalui.  Di mana-mana memang terjadi banjir. Bojonegoro, Kudus, Ngawi, juga Jakarta. Tak ketinggalan daerah langganan banjir di Bandung Selatan, Baleendah dan sekitarnya.

Cuaca begitu lembab. Ini musim penyakit. Virus dan bakteri paling suka hidup di tempat yang lembab. Tengok saja jemuran pakaian. Tak pernah bisa kering sekali jemur. Harus berhari-hari, supaya betul-betul kering. Selama menunggu kering, tentu pakaian itu lembab. Tak enak baunya.

Virus dan bakteri pula yang kini menyerang keluarga saya. Sejak tiga hari sebelum tahun baru, Kaka diterjang demam hebat. Kemarin sempat reda dan menunjukkan tanda-tanda mau sembuh. Tapi hari ini, Kaka demam lagi. Tadi Bu Eri mengantar ke dokter. Besok harus ke lab untuk cek darah. Takut DBD, kata dokter.

Sebelum Kaka, adik yang lebih dulu sakit. Dia juga panas. Untung dengan obat dari Bidan, Adik langsung sembuh. Menyusul Kaka adalah Mbah Uti. Kondisi memang belum sembuh benar pascaoperasi pengangkatan IUD. Sekarang lagi batuk berat.

Tak terkecuali Bu Eri dan saya. Minimal kemarin-kemarin sempat diterjang demam ringan dan batuk. Waktu tahu gejala flu, saya hajar saja dengan obat flu lebih dulu. Juga obat batuk saya tenggak. Kalau tenggorokan tetap terasa gatal, saya alirkan ke tenggorokan air hangat --sedikit panas malah. Rasa gatal yang menggelitik langsung langsung. Sementara Bu Eri masih merasa pusing. Badan lemes. Mungkin kurang tidur waktu menjaga Kaka yang sering nangis dan mengigau saat sakit tempo hari. Sekarang, Fathan, anak Mas Rohman, juga lagi demam tinggi. Mungkin karena main terus dengan Kaka, jadi tertular.

Sehat itu memang mahal. Kalau sudah sakit, baru kita ingat minum vitamin atau makan yang benar. Pola kerja yang "aneh" membuat jadwal makan pun tak karuan. Seingatnya. Rencana mau olahraga, minimal jalan pagi, pun tinggal rencana. Semua kecapean, sehingga lebih menikmati meringkuk di tempat tidur ketimbang jalan pagi. Mudah-mudahan saja Kaka tidak kena DBD. Dan semua orang yang sedang sakit diberi kesembuhan. (*)

No comments: