Lalu pasangan kedua adalah Agum Gumelar-Nu'man Abdul Hakim dengan partai pengusung terbanyak, yaitu tujuh. PDIP, PPP, PKB, PBB, PKPB, PDS, dan PBR berkoalisi mengajukan pasangan Aman ini. Pasangan ketiga adalah Ahmad Heryawan-Dede Yusuf (Hade). Partai pengusung adalah PKS dengan 14 kursi, dan PAN yang mendapat 7 kursi.
Dari sisi kuantitas pendaftar, sebetulnya jumlah tiga pasangan sangat sedikit, dibandingkan dengan banyaknya penduduk Jawa Barat. Tapi setidaknya, nasib Jawa Barat tidak semiris DKI Jakarta, yang kaya akan tokoh nasional berpengalaman, tapi hanya mampu memunculkan dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada beberapa bulan lalu.
Walau harus diakui pula, Jawa Barat pun sesungguhnya miskin tokoh dan figur. Karena hingga jelang pendaftaran, tokoh-tokoh yang muncul, itu itu juga. Berkutat di lingkaran figur yang sama.
Dari tiga pasangan itu, hanya satu pasangan yang benar-benar fresh dan murni kader partai, yaitu pasangan Hade. Kita ketahui bersama, Danny Setiawan adalah Gubernur Jabar saat ini. Pasangannya, Iwan R Sulandjana adalah mantan Pangdam III/Siliwangi yang tentu mengenal betul lekuk-lekuk Jawa Barat. Lalu Agum Gumelar adalah mantan Menhub, Menko Polkam, dan Ketua Umum KONI Pusat. Sementara Nu'man masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Jabar.
Dari sisi popularitas, nama Danny Setiawan dan Agum Gumelar yang paling nyongcolang. "Kebesaran" nama mereka tentu menjadi modal awal untuk mengeruk dukungan suara. Selain itu, mereka juga didukung partai besar dengan kucuran dana besar pula.
Tapi jangan lupa, pasangan Hade merupakan pasangan alternatif yang memberi harapan perubahan. Setidaknya, mereka adalah tokoh- tokoh baru, menawarkan sesuatu yang fresh. Di lain pihak, partai pendukung mereka pun tak bisa dianggap enteng, khususnya PKS. Selama ini, PKS dikenal sebagai partai dakwah dengan anggota yang sangat loyal dan solid. Dari 8 pilkada yang sudah digelar di sejumlah kota dan kabupaten di Jabar, 5 di antaranya dimenangkan oleh pasangan yang didukung oleh PKS.
Mulai hari ini, masyarakat Jabar akan disuguhi berbagai aksi simpatik para kandidat, walau masa kampanye belum dimulai. Spanduk dan baliho akan semakin banyak bertebaran. "Kesalehan sosial" berupa acara-acara sosial dan bantuan mendadak jadi menu utama untuk mengakrabi calon pemilih. Daerah yang dulu tak pernah dilihat, jadi agenda wajib untuk dianjangi.
Adakah dari ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur itu yang akan berhasil memikat hati Anda dan Anda rela memilihnya saat pencoblosan nanti? Itu semua tergantung cara mereka mendekati Anda dan tergantung kejernihan hati Anda untuk bersikap. Saatnya buka mata buka telinga buka rekam jejak untuk menelisik lebih jauh calon-calon pemimpin Tatar Sunda ini. Bagaimanapun, salah satu pasangan di antara tiga pasangan itu bakal menjadi pemimpin kita. Karena itu, jangan salah menentukan sikap. (*)
- Tulisan ini dimuat pada Kolom Sorot, Harian Pagi Tribun Jabar edisi Senin 21 Januari 2008.
No comments:
Post a Comment