Thursday, January 10, 2008

Tahun 2008: 3 Kali Tahun Hijriah

SELAMAT Tahun Baru 1429 Hijriah. Semoga kaum muslimin tak melupakan 1 Muharam ini sebagai tahun permulaan. Semoga pula tahun baru ini membawa semangat perubahan radikal dalam setiap sisi kehidupan kita. Jika tahun lalu, salat masih banyak bolongnya, mudah-mudahan tahun ini sudah terpenuhi semua plus salat sunatnya. Jikalau tahun lalu, puasa sunat jarang, yok kita mulai lagi puasa sunat. Senin-Kamis, dawud, pertengahan bulan 13,14, dan 15, dan sebagainya. Kalau tahun lalu kita jarang bersedekah, agak kikir bin pelit memberikan sebagian rezeki, yuk sekarang kita mulai untuk mengikhlaskan harga kita bagi kaum duafa.

Tahun 1429 Hijriyah ini bertepatan dengan Tahun 2008 Masehi. Ada yang unik dari tahun ini. Ternyata di satu tahun Masehi, kaum muslimin mengalami 3 kali tahun Hijriyah. Pertama, 10 hari lepas dari Januari adalah masih Tahun 1428 H. Lalu 10 Januari, kita masuk ke Tahun Baru 1429 Hijriyah. Coba tengok lagi kalender. Kapan Tahun Baru 1430 Hijriyah? Ternyata tanggal 29 Desember 2008. Berarti, kita memang mengalami tiga tahun Hijriyah di tahun 2008 Masehi ini.

Apa yang harus diperbuat saat Tahun Baru ini? Tentu kita harus mengenang kembali perjuangan Rasulullah Muhammad SAW. Beliaulah khatamannabiyyin, nabi penutup, bagi seluruh alam semesta yang membawa napas Islam untuk seluruh umat manusia. Tak cuma mengenang, yang paling penting adalah melanjutkan perjuangan Rasululllah.

Mengapa begitu? Karena kita tidak ingin menjadi buih di lautan, terapung dan terombang-ambing tak tentu arah. Sementara tujuan sudah dipancang sejak 14 abad lebih yang lalu.  
Kita lebih memilih menjadi orang aneh, orang asing, yang berbeda dari kebanyakan orang saat ini.  

Abd Allâh ibn Mas‘ûd meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: Islam muncul sebagai sesuatu yang dirasa asing, dan ia akan kembali dirasa asing seperti awal kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang dirasa asing. Al-Awzâ‘î berkata, “Itu tidak berarti Islam akan punah, tetapi itu berarti Ahlusunah akan kian menghilang hingga di sebuah negeri tersisa seorang saja yang menganutnya.” Beruntunglah, mereka yang dianggap asing, karena teguh memegang tali agama Allah SWT. Tak akan pernah sia-sia segala perbuatan mereka. (*)



No comments: