PAGI jam 09.00,HP saya berdering. Rupanya Ari, Sekred Tribun, yang mengontak. Dia mengingatkan saya untuk datang ke kantor lebih awal, karena jam 11.00, Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta, mau datang ke kantor Tribun.
Yap, Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso, akhirnya mampir juga ke kantor Tribun di Jalan Malabar no 5, Kamis (24/1) ini. Dia memang sedang punya acara di Bandung sejak Rabu. Tepatnya acara Forum Komunikasi dan Kerjasama Islamic Center se-Indonesia di Pusdai Jalan Diponegoro. Katanya, Bang Yos didaulat jadi Dewan Pembina.
Tentu kedatangan Bang Yos ini tidak dengan tangan hampa. Bang Yos sedang keliling untuk memperkenal diri sebagai calon presiden (Capres). 1 Oktober tahun lalu, Bang Yos mendeklarasikan diri sebagai Capres dan siap maju di Pemilu 2009.
Alasan Bang Yos untuk deklarasi sejak awal, karena dia merasa belum terlalu beken di luar Jakarta. Karena itu road show pun digelar. Terutama ke media-media. Seperti diakui Bang Yos, media punya peran besar untuk menggelembungkan seseorang menjadi lebih dikenal.
Dalam pertemuan, seperti biasa tamu selalu diterima di ruang rapat utama Tribun, di meja panjang dengan ujung bundar, Bang Yos lebih banyak cerita soal pengalaman dia mengelola Jakarta hingga seperti sekarang ini.
Background sebagai prajurit tempur, pada awalnya sempat membuat Bang Yos grogi. Dunia sipil adalah dunia baru baginya dan berbeda dengan militer. Tapi itu pula yang membuatnya sering disebut ndablek. Dia pakai manajemen krisis untuk menangani Jakarta. Seperti halnya saat pasukan tempur sedang terkurung musuh, yang dialaminya saat di Timor Timur.
Sikat dulu, baru urusan belakangan. Ketika menangani pemagaran Monas pun begitu. Bang Yos sikat habis preman-preman di sana, PKL dipindah keluar, WTS pun tak diberi tempat. Dan dia didemo setiap hari oleh orang-orang yang berkepentingan di sana. Tapi Bang Yos jalan terus. Dan buktinya, Monas kini lebih cantik, tak kumuh
lagi. "Peluru berdesingan di telinga saya sudah biasa. Ini cuma didemo saja, ya enggak akan membuat bulu kuduk saya berdiri," kata Bang Yos.
Banyak lagi yang Bang Yos ungkapkan, termasuk cerita dia saat di operasi rahasia di Timor Timur. Namun mantan prajurit Kopassandha/Kopassus selama 23 tahun itu wanti-wanti agar cerita itu off the record. Ya, kita manut saja deh, untuk yang satu itu. Hanya intinya saja lah, Bang Yos mengaku tidak tahu menahu dengan persoalan Balibo. "Saya tidak pernah ke sana. Dari Batugede saya terus ke Atambua, Dili, lalu Baucau. Tidak pernah di Balibo," kata Bang Yos.
Saat situasi politik, khususnya Jawa Barat, jelang Pilgub seperti sekarang ini, kantor memang bakal sibuk terus menerima tamu, para kandidat yang mau bertarung. Kadang-kadang kalau dipikir, mereka datang kalau ada maunya saja. Kalau sudah terpilih, mana ada istilah silaturahmi lagi. Dikonfirmasi saja susahnya setengah
mati. Cape deh... (*)
No comments:
Post a Comment