Sunday, July 29, 2007

Soundrenaline: Sound of Change

SOUNDRENALINE, ajang musik terbesar di tanah air, digelar untuk kesekian kalinya. Kota Cimahi, kota hijau --bukan hijau oleh pohon, tapi oleh tentara, kembali menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Soundrenaline.  Nah, Minggu (29/7) ini, suara bising musik kencang dari berbagai grup musik kahot Indonesia, begitu memekakkan telinga, mengusik hening, kampung saya, Babakan Sari.

Ya, Soundrenaline yang mengusung tema Sound of Change, suara perubahan, itu digelar di Lapangan Brigif II/Kujang 15 Kebon Rumput. Jaraknya cuma 500 meter-an dari rumah saya di pinggir Kampus Unjani. Kalau lewat jalan pintas menyusuri sungai kecil di depan Unjani, mungkin jaraknya lebih singkat lagi.

Sejak pagi, para pemuja, entah penikmat musik, sudah berduyun-duyun datang ke daerah Kebon Rumput. Ini daerah militer, Bung! Komplek perumahan panggede AD. Dulu teman SMA saya, Hendri Siswo, juga rumahnya di sini. Saya sering main di rumah besar bercat putih itu, dengan halaman luas.

Bapaknya, Pak Samsudin, waktu itu masih Kolonel apa Brigjen gitu, adalah Komandan Pussenif. Sekarang ini, Pak Syamsudin sudah pensiun, tapi aktif di Komnas HAM. Dia juga produktif menulis buku. Sementara Hendri, pangkatnya apa yah, Kapten (Tek) AL, kalo tidak salah, tugas di Jakarta. Istrinya, teman saya juga di SMA, Renny Anggraeni.


Nah, lapangan Brigif itu ada di ujung Jalan Kebon Rumput. Belok ke kanan, terbentang stadion Brigif. Setiap hari Minggu pagi, tempat ini jadi tujuan orang Cimahi berekreasi. Awalnya untuk ikut senam pagi. Lama-lama, mirip sama Gasibu. Ribuan pedagang tumplek blek di tempat ini.

Sebenarnya saya ingin juga larut bersama ribuan penonton lainnya. Jingkrak-jingkrak menikmati sajian musik Indonesia. Apalagi Tribun Jabar, koran tempat saya bekerja, jadi semacam media partner lokal Soundrenaline. Tidak heran, saya punya tiket gratis sebagai undangan untuk masuk arena Soundrenaline.

Tapi keinginan itu berbenturan dengan kebutuhan. Ya, hari Minggu ini saya sudah merencanakan bersama Bu Eri untuk belanja bulanan ke Carefour Mollis. Terlebih, jam 9, kita sudah ditunggu sama Taksi Pak Bandi dari Bluebird di kampus Unjani. Makanya, saya tidak bisa menonton Soundrenaline kali ini.

Memang pertunjukan sampai malam, tengah malam malah. Tapi sama juga dengan bohong, karena sejak sore hingga malam saya harus bekerja. Menyiapkan halaman Tribun untuk edisi Senin. Jadi saya relakan saja tiket gratisan itu teronggok begitu rupa di laci meja kerja saya. Sudah saya tawarkan kepada beberapa teman. Jawabannya sama,"Mana bisa nonton malam?".

Kembali lagi soal Soundrenaline ini. Ini yang kedua kalinya Soundrenaline digelar di Lap Brigif Cimahi. Yang pertama tahun 2005 lalu. Waktu pertama digelar di Bandung tahun 2004, itu tempatnya di Lapangan PPI (Pussenif Bandung). Nah untuk 2007, Cimahi merupakan kota ketiga, setelah Padang dan Palembang, yang disinggahi pemusik-pemusik hebat tanah air.

Ada Dewa 19. Ari Lasso, Shanty, Nidji, Ungu, Slank, The Titans, Melly Guslaw, Naif, Naff, dan Tompi. Juga tampil Pas Band, yang waktu konser tempo hari di Stadion Sangkuriang Cimahi membuat heboh karena 4 penggemarnya tewas terinjak-injak. The Cangcutter, D'Massiv, Seringai, dan lain-lain yang saya engak tahu, tapi pasti asyik. Ah, jadi nyesel deh, gak melihat mereka. He he (*)

No comments: