Bingkai kecil ini bercerita tentang apa pun: Keseharian, tentang cerita sejarah, petualangan, rekreasi, ataupun pemikiran dan opini. Semoga Bermanfaaat!
Thursday, July 05, 2007
Dua Bidadariku Panas Dingin
DUA hari terakhir ini, saya kerepotan. Dua bidadari cantikku sakit demam, panas dingin. Awalnya Kaka yang demam. Suhu badannya 38,6 derajat Celcius. Karena sering menciumi Adik, menularlah virus-virus panas itu. Suhu badan Adik pun naik sampai 39 derajat Celcius.
Yang membuat saya repot adalah tidak ada orang yang mengurus dua anak ini. Bu Eri hanya bisa malam dan pagi sampai jam 9. Karena lewat itu, dia sudah ke lapangan. Tinggal saya yang harus merawat. Memang di rumah ada Mbah Kakung dan Mbah Uti. Tapi tentu saya tidak bisa melepas begitu saja. Mereka sudah repot dengan pekerjaan di rumah. Akhirnya saya yang mengasuh dua bidadari itu.
Sejak tidak punya lagi pembantu rumah tangga, memang beban pekerjaan semakin banyak. Mau tidak mau sebelum berangkat kerja, harus menyelesaikan dulu pekerjaan di rumah.
Minimal tidak terlalu seperti kapal pecah lah. Rapi-rapi dikit.
Waktu Bu Eri berangkat ke Ambon tempo hari, saya pun kelabakan. Sendirian mengurus dua anak, berat juga yah. Makanya hebat tuh yang jadi singel parent atau orangtua tunggal. Membesarkan anak-anak sendirian. Luar biasa... Lha saya baru ditinggal Bu Eri empat hari saja kelabakan. Padahal saya lebih sering meninggalkan Bu Eri. Berbulan-bulan lagi, he he...
Untungnya dua bidadariku ini tidak terlalu rewel. Walau badannya panas, Adik malah semakin banyak tersenyum. Setiap ada orang, dia pasti senyum. Ada orang ngajak main, dia tertawa. Memang kalau Kaka agak rewel belakangan ini. Sedikit-sedikit ngek, ngok, kayak anak cengeng. Malam-malam kalau lagi tidur, dia suka bangun sambil ngarenghik. Minta dipijit lah, cape lah...
Tapi begitulah, risiko orangtua. Mesti sabar menghadapi tingkah anak. Bagaimanapun mereka adalah darah daging kita. Walaupun mereka sesungguhnya bukan anak-anak kita, seperti dibilang oleh Khalil Gibran. "Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka dilahirkan melalui engkau tapi darimu. Meskipun mereka ada bersamamu, tapi mereka bukan milikmu..." (*)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment