Saturday, July 14, 2007

Buku dari Mas Joko


JUMAT (13/7) kemarin, saya kedatangan tamu istimewa. Mas joko Subinarto. Seorang kawan lama. Beberapa kali komentarnya mampir di blog ini. Malahan lewat blog pula, Mas Joko bilang mau main ke rumah saya di Babakan Sari Unjani.
Jam 09.17, HP saya menjerit-jerit. Rupanya ada sms yang masuk. Sms dari Mas Joko. "Bos, pasisiang saatos jumaahan tiasa ameng nya ka dinya? mung abdi hilap deui rutena. Ka palih mana nya?". Tapi baru dibalas jam 10.00-an. Saya kasih tahu petunjuk arah ke rumah saya.
Memang rumah Mas Joko dengan rumah saya tidak terlalu jauh. Saya di RW 09, sementara Mas Joko di RW 05, Lapang Tembak, Gunung Bohong. Masih satu kelurahan, Kelurahan Padasuka. Tinggal jalan kaki menyusuri jalan Cibeber, belok di pabrik batako. Menyusuri gang kecil di pinggir sawah, masuk kampung. Pasti kesasar.. he he he.
Ya maklum lah, di kampung banyak gang kecil dan rumah berdempeten. Sekarang ini kawasan Unjani memang kian padat. Padat oleh mahasiswa pendatang, dan rumah kos-an yang berdiri di sana sini.
Mungkin Mas Joko susah payah menemukan rumah saya (Dan ternyata benar, tersesat dulu) Sekitar jam 13.30, baru Mas Joko muncul di depan pintu rumah. Akhirnya, berhasil berhasil hore...
Mas Joko pernah sama-sama jadi wartawan di Metro Bandung (sebelum menjadi Tribun Jabar). Dia angkatan paling awal. Dia ini jago Bahasa Inggris. Maklum lulusan Bahasa Inggris IKIP Bandung. Waktu itu kalau tidak salah, kebagian meliput di bidang pendidikan.

Namun tak lama, Mas Joko keluar dari Metro Bandung. Sekarang Mas Joko lebih dikenal sebagai penyiar Radio Litasari Cilember. Juga seorang penulis lepas dan penerjemah. Tulisannya beberapa kali muncul di Pikiran Rakyat dan Kompas Jabar. Tak cuma itu, Mas Joko juga adalah seorang dosen. Pastinya juga ngajar Bahasa Inggris, di Universitas ARS Internasional. Di sisi lain, dia juga adalah kakak angkatan saya di SMAN 2 Cimahi. Mas Joko lulusan tahun 1987. Saya sih lebih muda 5 tahun.
Kami ngobrol banyak hal. Tentang pekerjaan, sedikit tentang politik lokal Cimahi
yang kini semakin hangat. Juga tentang keinginan saya dan Bu Eri untuk privat Bahasa Inggris pada Mas Joko. Walau saya lulusan LBIB LIA zaman dulu, kalau tidak dipake, namanya bahasa itu bisa ngilang!. Paroho deui, dan arap-ap eureup eup kalau berhadapan dengan bule-bule kesasar...
Selain itu juga, banyak sekali tawaran beasiswa Jurnalistik yang datang. Kemarin ada tiga tawaran beasiswa. Satu dari Jeffersonfellowship, itu beasiswa khusus buat redaktur dan koordinator liputan. Lalu datang juga tawaran beasiswa short course dari Institut Jurnalistik Internasional, Jerman. Mulai 24 Agustus sampai 5 Oktober. Kemudian dari lembaga yang sama, beasiswa khusus Jurnalisme Politik.
Tapi karena enggak pede dengan kemampuan bahasa Inggris saya, aplikasi beasiswa tidak saya kirimkan. Padahal saya bersama tiga orang redaktur lainnya sudah
direkomendasikan ke Jakarta, untuk dikirim ke Jerman. Weleh, sayang...
Dari situ, saya terpacu lagi untuk me-refresh kemampuan Bahasa Inggris. Mulai Senin besok, saya masuk kelas khusus Conversation dan TOEFL di sebuah tempat kursus dekat SMP 2 Cimahi. Supaya lebih mantap, saya ingin juga privat ke Mas Joko. Di ujung pertamuan itu, Mas Joko mengeluarkan sebuah buku. Cukup tebal, dengan cover warna hitam bergambar seorang Muslimah memakai jilbab. Pantesan, waktu datang, saya lihat Mas Joko bawa kantong keresek hideung. Oh, ternyata buku toh. Dan ternyata lagi, buku itu adalah hasil terjemahan Mas Joko. Weis, luar biasa. Saya bangga punya teman bisa berprestasi dan mampu berkarya seperti ini.
Buku ini diterbitkan MQ Grees, sebuah penerbitan di bawah naungan MQS Publishing. Menyebut nama MQ, tentu tidak akan lepas dari nama besar KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, pemimpin Pesantren Daarut Tauhiid.
Eh, ngomong-ngomong tentang DT, gimana Aa Gym sekarang yah? Rasanya jarang melihat dia nongol di televisi swasta. Paling lihat Aa Gym di MQ TV saja, karena itu memang TVnya dia.
Hampir 4 tahun saya tidak menginjak halaman mesjid DT. Paling juga dikontak orang DT. "Ada rilis Kang, besok ada acara di DT". Dan saya tak pernah datang. Hanya menyuruh teman reporter yang meliput di sana. Seperti Sabtu (14/7) ini. Sejak minggu lalu, orang DPU DT memberi tahu saya ada acara di DT. "Ya makasih Kang, nanti teman reporter datang ke sana," jawab saya. Ah, nanti lagi deh, di lain episode, cerita soal DT.
Kembali ke buku hasil terjemahan Mas Joko. Saya belum sempat membaca buku ini. Karena kebetulan saya juga sedang menyelesaikan membaca setumpuk buku hasil berburu di Pesta Buku Paris van Java. Waktu Mas Joko datang saja, saya tengah baca buku "Kala Nurani Tertindas Tirani". Itu buku tentang perlawanan kaum sufi terhadap penguasa yang lalim di seluruh penjuru dunia.
Dari sedikit cerita Mas Joko, buku hasil terjemahannya yang berjudul "Misteri Muslimah: Kehidupan Luar Biasa Muslimah Amerika", menarik untuk disimak. Kata Mas Joko, penulis buku ini adalah Donna Gehre-White, seorang wartawati peraih Pulitzer, penghargaan tertinggi buat jurnalis. Sekarang Donna jadi penulis feature untuk Miami Herald. Buku ini ditulis setelah peristiwa 11 September atau 911.
Semula Donna hanya ingin mengetahui bagaimana sikap kaum muslim pasca911. Namun ia tertarik untuk menyelami kehidupan para Muslimah yang berdiam di Amrik. Ada yang datang dari Afrika, Timur Tengah dll. Ada yang sudah muslim dari sononya. Ada pula yang mualaf, baru memeluk Islam saat di Amerika. Dan juga ada pula cerita tentang wanita Amrik yang menjadi Muslim. Begitu kata Mas Joko yang memerlukan waktu satu bulan untuk menerjemahkan buku ini. Yang lain-lainnya saya belum tahu, karena belum baca.
Nah berlanjut soal buku, saya pun bercerita pada Mas Joko tentang cita-cita saya
membuat perpustakaan umum. Karena di Cimahi belum ada semacam Book Corner. Juga
tentang Klab Membaca dan Menulis. (Baca Postingan: Cita-cita).
Ternyata Mas Joko mendukung penuh. Bahkan mau membantu dan menyumbang buku. Ah, ada pendukung juga nih. Siapa tahu kalau begini, semakin mendorong saya untuk mewujudkan cita-cita itu .
Hatur Nuhun Mas Joko, mudah-mudahan bukunya bermanfaat. Jangan lupa, kalau buku terjemahan yang satu lagi tentang CIA dan Bush sudah terbit, kasih lagi dong saya. Minimal kasih pinjam buat dibaca, dan tidak dikembalikan. Ha ha ha... (*)

No comments: