INI persis seperti kejadian sebelum Benazir Bhutto meninggal terkena pecahan bom. Entah kenapa, saya rajin mengumpulkan foto-foto Benazir. Waktu itu yang terpikir, foto-foto Benazir akan dibutuhkan untuk halaman internasional, mengingat konstelasi politik Pakistan kian memanas. Namun di tengah keasyikan mengumpulkan foto itulah, justru Benazir Bhutto, obyek yang fotonya tengah dikoleksi itu, tewas. Baca selengkapnya di sini.
Begitu pula yang terjadi seminggu sebelum Gito Rollies meninggal dunia. Entah kenapa pula, tiap hari saya putar terus lagu-lagu The Rollies di komputer saya. Di komputer saya, ada folder "Rock Jadul". Isinya lagu-lagu Nicky Astria, Godbless, dan The Rollies. Tapi saya pilih memutar The Rollies.
Kang Janu, Manajer Tribun Online, kalau melihat saya menyetel The Rollies, juga suka berkomentar. "Tah si Mac keur nostalgia," katanya. Sedang Erwin, redaktur ekonomi, yang duduk di sebelah kanan saya, suka langsung tertawa begitu mendengar lagu-lagu lama itu diputar. "Waduh, itu lagu kapan, lama banget," kata dia.
Saya sih enjoy saja, karena memang menyukai lagu-lagu Gito dan The Rollies. Saya masih ingat, lagu "Kemarau" saya jadikan bahan untuk ujian kesenian waktu SD. Saya pakai suling Yamaha membawakan lagu itu.
Ada dua kenangan terkait Gito Rollies ini. Waktu zaman jahiliyahnya, Gito sering ke Cimahi. Sering main ke samping rumah saya. Kebetulan itu adalah rumah anak-anaknya Pak Suhaeli, orang kaya di Cimahi. Dan mereka memang akrab dengan Gito, akrab dalam hal minum dan narkoba. Saya sering melihat Kang Gito di rumah besar itu. Bahkan beberapa kali mampir ke warung bapak saya, untuk beli roti tawar. Tapi itulah, saat itu Kang Gito membawa pengaruh buruk. Anak-anak muda Sukajaya jadi doyan ngeganja. Sampai akhirnya Bozo, tetangga saya, yang juga teman Gito, ditangkap polisi karena bawa ganja.
Kenangan lain tentang Kang Gito adalah setelah dia insyaf. Tahun 2000, saya meliput di daerah Cililin. Saat itu ada tablig akbar, dan penceramahnya adalah Gito Rollies. Luar biasa, dia bercerita tentang masa-masa kelamnya kepada hadirin yang kebanyakan anak-anak SMA Cililin. Tentu bukan untuk diikuti, tapi sebagai contoh, betapa buruknya narkoba, free sex, dan jauh dari Tuhan. Istilah Kang Gito,"Saya bukan cuma berkawan dengan setan, tapi saya kawin dengan setan. Karena semua bentuk kemaksiatan sudah pernah dilakoni," katanya. Begitulah Kang Gito, Insya Allah mendapat khusnul khatimah. Semoga amal dakwahmu akan menerangi kuburmu dan menjadi penyelamat di hari pengadilan nanti. (*)
No comments:
Post a Comment