SAYANG sekali saya melewatkan kesempatan emas yang belum tentu bisa terjadi tahun depan. Toto, band lawas yang beken dengan lagu-lagu progresif rock model Rosanna, Africa, dll, manggung di Bandung, Jumat (14/3). Tepatnya mentas di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga).
Padahal saya sudah merencanakan menonton Toto ini sejak Februari. Terlebih, hari Jumat saya libur reguler. Seminggu sebelumnya, saya sudah menghitung-hitung bujet buat beli tiket. Kalau mau yang ramai-ramai berdiri berdesakan, tapi asyik goyang, ya beli tiket festival. Harganya Rp 100 ribu. Sementara yang kelas 1, duduk paling atas dan tentu saja paling jauh dari panggung, cuma Rp 75 ribu. Yang VIP dan VVIP, gak usah disebut, pasti di atas 250 ribuan.
Namun begitulah, rencana tinggal rencana. Empat hari menjelang hari H, ada undangan silaturahmi dari tim sukses calon bupati. Dan mereka minta bertemu pada hari Jumat, jam 7 malam. Ya, sudahlah. memang bukan rezeki saya buat nonton Toto. Saya mendahulukan bertemu dengan tim sukses, karena ini terkait dengan rencana mereka memasang iklan.
Saya kenal musik Toto sekitar tahun 87-an. Lebih intensif lagi di tahun 90-an, saat tinggal di Sangkuriang Cimahi. Karena di situ, teman-teman Friday berkumpul, dengan selera musik yang relatif sama. Lagu-lagu Toto selalu mengiringi malam-malam saat mengerjakan tugas kuliah, bahkan skripsi. Ah jadi malas menulisnya, enggak nonton sih. Apalagi waktu di BSM hari Minggu, saya lihat ada orang pake baju Tour Toto warna hitam. Walah, kepincut deh... Belum lagi, teman saya di Jakarta, Yoel, telepon. "Hei aku lagi di Bandung nih. Habis nonton Toto sama Ayu". Halah, makin bete deh... (*)
No comments:
Post a Comment