Saturday, March 08, 2008

Kejuaraan Antarmedia: Jadi Petenis Dadakan


SEMINGGU terakhir ini, saya terus berlatih main tenis lapangan. Tidak terus-terusan sih, tiga kali latihan di tiga tempat berbeda. Lumayan, banjir keringat. Tentu ada sebab, kok saya tiba-tiba bermain tenis lapangan. Padahal tenis bukanlah olahraga yang saya geluti secara serius. Saya hanya pernah pegang raket dan bermain tenis, waktu zaman SMP dan kuliahan dulu. Waktu SMP suka main di Pusdikhub Cimahi, kalau waktu kuliah, pernah main di lapang Tenis Unwim Jatinangor.

Latihan ini terkait dengan penyelenggaraan Kejuaraan Antarmedia yang digelar Batununggal Indah Club, Sabtu (8/3) ini. Ada tiga cabang olahraga yang dipertandingkan. Ada bulutangkis, tenis meja, dan tenis lapangan. Apabila bulutangkis dan tenis meja banyak peminat dan pemainnya, maka tenis lapangan minim peminat. Setelah saya cari-cari pemain, akhirnya terkumpul dengan susah-payah beberapa orang yang siap bermain. Ada Mas Purnomo dan Deden dari Sirkulasi, Ari Eko dari TI, Mas Toto dari Imaging Foto, lalu Mas Medi dari PSDM, serta Okto dan saya dari Redaksi.

Karena lama tak pegang raket tenis, saya tentu mesti berlatih dulu. Yang pertama dilakukan adalah membeli dulu raket tenis bekas di BABE (Barang Bekas). Walau bekas, harganya lumayan juga menyedot isi dompet,Rp 300 ribu kurang serebu. Lalu beli bola tenis merek Tens saja yang murah, Rp 25 ribu per sloft.

Susahnya, tim ini tidak bisa bertemu, karena masing-masing memiliki waktu kerja di kantor yang berbeda. Saya kerja sore sampai malam. Teman-teman di Sirkulasi dan PSDM, pagi sampai sore. Karena saya butuh berlatih, akhirnya teman-teman yang kerja malam, nekat berlatih pagi hari di lapang tenis Sabuga. Sebelumnya sempat berlatih di Lapang Tenis Taman Maluku milik Pelti, tapi tidak optimal, karena nebeng lapangan punya orang lain.

Supaya seluruh tim bisa padu, latihan pun digelar malam hari. Saya kerja super ngebut. Jam 21.30 sudah meluncur ke lapangan tenis Bikasoga, Kamis (6/3). Kebetulan di situ lapangannya in door, jadi buat adaptasi untuk bertanding di Batununggal.

Yang bikin pusing, secara mendadak, ada juga kejuaraan futsal antarmedia dan suporter yang digelar Tabloid Soccer dengan waktu yang bersamaan. Wah, ini sih udah gak bisa fokus. Karena saya pikir pemain futsal lebih banyak, saya akhirnya memilih konsentrasi di tenis saja.

Tibalah hari pertandingan. Tim tenis Tribun berada di Pool A bersama PR, Bandung TV, dan Radio Dahlia. Jadwal main pertama melawan Bandung TV. Saya main di ganda kedua berpasangan dengan Deden. Alhamdulillah, kami menang telak, 3-0.

Di cabang olahraga lain, tim bulutangkis harus takluk di tangan RRI, 0-3. Sedangkan tim tenis meja menjungkalkan Bandung TV, 3-0. Kabar menggembirakan datang dari teman-teman yang bermain futsal di Soccercoop Soekarno-Hatta. Dengan jumlah pemain yang pas-pasan, mereka berhasil lolos ke semifinal, menumbangkan Radio Ardan 6-4 dan Galamedia, 8-3.

Di semifinal, dengan kondisi fisik yang kepayahan, karena pertandingan harus selesai dalam waktu satu hari, dan tidak ada lagi pemain pengganti, Tribun kalah dari tim suporter Liverpool. Yang membanggakan, hanya Tribun tok dari tim media massa yang lolos keempat besar. Kalau saja, jarak Batununggal dan Caringin, tempat futsal berlangsung cukup dekat, mungkin saya bisa ikut bermain membantu teman-teman yang sudah tidak punya tenaga lagi untuk menendang bola. Sayang, jadwalnya bentrok. (*)

No comments: