SENIN (10/3) jam 08.00, tim Tenis Tribun yang kerja malam, kembali berlatih. Selain saya, ada Ari Eko TI, Oo Okto Redaksi, dan Kang Toto imaging foto. Ini kesempatan terakhir kami untuk berlatih sebelum bertanding melawan tim unggulan PR, Sabtu (15/3) depan.
Kami pilih latihan lebih pagi, supaya lebih leluasa. Maksudnya, yang mau ke kantor pagi, seperti saya, masih bisa ngejar rapat pagi. Yang mau liputan, seperti Oo, juga masih bisa ngejar acara pagi. Yang mau meneruskan tidur, seperti siapa yah, dipersilakan, he he.
Untuk kelas kita, lapang tenis outdoor Sabuga sudah cukup mewah. Ongkos sewanya hanya Rp 30 ribu untuk dua jam pemakaian. Akan lebih murah lagi, kalau mainnya jam 10-12. Itu hanya Rp 20 ribu perak. Cuma ya, selamat bergosong-gosong kulit saja, kena terik matahari.
Memang tim tidak komplet, karena anggota tim yang lain, seperti Mas Pur dan Deden Sirkulasi, dan Mas Medi PSDM, tidak bisa ikut. Mereka masuk kerja pagi hari. Jadi bisanya latihan sore atau malam. Tapi tidak mengapa, yang penting kita latihan deh. Sepukul dua pukul, lumayan lah ketimbang tidak sama sekali. Soalnya lawan yang akan kami hadapi jago-jago. Mereka sudah biasa pegang raket tenis, biasa tanding di Porwanas. Sementara kita, beli raket saja baru kemarin. He he...
Tapi di luar latihan itu, sebenarnya lumayan juga olahraga tenis ini. Lumayan menguras keringat. Lari ke sana ke mari, mengejar bola. Untuk dapat satu poin saja, mesti melewati sub poin dulu. Baru bisa selesai satu game. Padahal satu set ada 6 game. Kebetulan, untuk pertandingan di Batununggal menggunakan sistem 9 game. Artinya yang lebih dulu mencapai poin 9, dia yang menang.
Sayangnya, saya masih menderita cedera di pergelangan tangan kanan. Persendian ini ngilu rasanya. Diputar sedikit, bunyi krek, dan sakit. Kambuh lagi rupanya. Biasanya karena cuaca dingin, langsung sakit sendi. Mungkin rematik kali yah. Berdoa saja, Sabtu depan sudah fit kembali. (*)
No comments:
Post a Comment