Saturday, March 08, 2008

Little Farmers

RABU (5/3), Kaka Bila bersama teman-temannya dari TK Mutiara Ibunda pergi ke Little Farmers, Cisarua, tepatnya di Jalan Kolonel Masturi No 339. Ini tempat wisata dan pendidikan, terutama buat anak-anak. Tempat mengenalkan seluk-beluk pertanian. Sebetulnya sudah lama ingin ke sana, tapi belum ada waktu yang longgar. Nah, kebetulan ada acara dari sekolahan, sehingga bisa kesampaian ke sana. Tapi begitulah, saya dan Bu Eri tidak bisa ikut serta, berhubung kesibukan kerja masing-masing. Akhirnya yang menemani Kaka Bila adalah Bude Ani, seperti biasa.

Saya hanya mendapat cerita dari Kaka, keesokan harinya, tentang aktivitas di Little Farmers ini. Kaka yang memakai sepatu boot merah ikut memanen wortel dan sayuran lainnya. Ada juga stroberi, arbei, dan tanaman hias anggrek. Maklum, lokasinya memang berada di ketinggian, di bawah kaki Gunung Burangrang.

Di sini, anak tak hanya diperkenalkan pada tanaman, tapi juga pada hewan ternak. Ada Sapi, kelinci, dan juga hamster. Dan aktivitas tantangannya juga tersedia di Little Farmers. Ada flying fox, menyusuri sungai, melintasi jembatan goyang, atau spider web.

Dan tentu saja, seperti kebanyakan tempat wisata di sebelah Utara Cimahi lainnya, seperti Katumiri, Paku Haji, dan All About Strawberry, horse riding pasti ada. Menunggang kuda pula yang Kaka lakukan, keliling berkali-kali. Ya, dia sudah biasa naik kuda. Di Brigif saja, kalau hari Minggu, dia tidak bisa hanya satu keliling. Mesti empat keliling berkuda, baru mau turun.

Ngomong-ngomong soal farmer, petani, saya jadi teringat pada salah satu cita-cita saya yang belum terwujud, jadi petani. Petani agrobisnis yang sukses, begitu mimpi saya. Ini tak lepas dari omongan orangtua dulu yang bilang bahwa saya punya bakat jadi petani. Apa pasal? Karena setiap tanaman yang saya tebar, selalu tumbuh subur. Halah, masa iya sih? Pertandanya, orangtua dulu melihat waktu kecil, saya suka menebar biji jagung di halaman rumah, dan tumbuh subur, walau cuma 5 batang, sampai pohon itu mengeluarkan jagung. Lalu pernah pula menebar biji roay, kacang-kacangan dan hiris (nah pohon apaan tuh..) di kamar berlantai tanah. Dan ajaib, semua tumbuh subur sampai memenuhi kamar belum jadi itu.

Apa saya berbakat jadi petani? Tertarik, mungkin iya. Saya bersama teman-teman Friday pernah mencoba bisnis jamur Shitake. Dan sukses besar, tumbuh semua. Padahal, tidak ada satupun yang memiliki ilmu pertanian, ilmu perjamuran, dan pernah mencoba sebelumnya. Pengetahuan soal menanam jamur itu saya dapat dari hasil ngobrol dengan teman satu kos-an di Jatinangor yang kebetulan anak pertanian. Lalu bertanya pada juragan dan petani Jamur di daerah Cikadut dan Cilengkrang. Jadilah bisnis jamur. Hanya sayangnya, waktu itu belum fokus, sehingga lebih berat ke kuliah. Ya, mudah-mudahan saja, mimpi itu bisa diwujudkan, karena jadi wartawan tidak mungkin seterusnya. Pasti harus ada bidang lain yang ditekuni, untuk bisa menyambung hidup. (*)

No comments: