Saturday, November 17, 2007

Bandung Blossom: Kota Kembang Sesaat


BANDUNg semarak bunga. Pawai kendaraan hias keliling kota membuat Bandung dipenuhi bunga-bunga berjalan. Bandung Blossom, begitu nama acara karnaval memperingati HUT ke-197 Kota Bandung ini. Kayak nama factory outlet di Dago. Apa mungkin FO itu jadi sponsor utamanya? Yang pasti, pawai itu menyedot perhatian masyarakat Bandung. Terutama, karena pemain Persib turut diarak di atas kendaraan. Hidup Persib!!! Hidup Maung Bandung!!! Padahal Persib main terakhir kalah 0-2 dari Persik Kediri. Lah pokona mah Hidup Persib!

Tentu saja kaum hawa yang paling banyak jerit-jerit ketika pemain Persib yang ganteng-ganteng, seperti Redouane Barkawi, Edi Kurnia, Pato Jimenez, muncul. "Barkawi, Barkawi, Barkawi" begitu teriakan mereka.

Tentu hal yang mengasyikkan jika Bandung berbunga semerbak lagi seperti dulu. Bukan bunga buatan atau bunga seremonial setahun sekali, setiap Bandung ulang tahun. Bandung Kota Kembang, itu julukan tempo dulu. Tempo sekarang, yah dilihat saja lah, apakah memang masih Kota Kembang?

Ruang Terbuka Hijau yang menjadi elemen penting hadirnya bunga dan taman justru makin berkurang. Kecepatan pembangunan Mal mengalahkan kecepatan pembuatan taman. Memang belakangan ini, Pemkot berupaya keras memperbanyak jumlah RTH. Sejumlah SPBU tidak diperpanjang lagi izinnya dan lokasinya dijadikan RTH.

Lalu untuk membuat Bandung makin berbunga, sejumlah pertigaan atau perempatan dipasangi taman mobile. Ini taman buatan. Pot-pot bunga disimpan di pertigaan, jadi pembatas jalur. Padahal kalau dilihat, keberadaan taman mobile ini tidak efektif. Dan sangat memanjakan para pencoleng tanaman hias. Kari eh tinggal ngambil saja, haratis...

Tentu warga Bandung ingin Bandung berbunga, hijau, sepanjang masa. Nah untuk seperti itu, harus dikerahkan daya upaya seluruh kekuatan, baik pemerintahan maupun masyarakat, membangun sebuah kesadaran bahwa Bandung ini ditinggali tidak hanya untuk saat ini, tapi puluhan, ratusan, mungkin ribuan tahun yang akan datang, bagi anak cucu cicit.

Mungkin, generasi abad 30 akan merasa reueus, menyaksikan Bandung yang masih hijau, tetap berbunga. "Ehm ini teh karena masyarakat dan pemerintahnya sadar akan lingkungan," begitu meureun. (*)

No comments: