SAAT dulu menetapkan hari pernikahan pada tanggal 9 bulan September (9), tidak ada perhitungan atau pertimbangan itu angka baik atau hoki. Juga tak tahu di tanggal yang sama, Presiden SBY berulang tahun. Toh waktu itu, SBY belum jadi presiden.
Pertimbangan utama menentukan waktu tepat menikah adalah karena tanggal 9 September tahun 2001 itu adalah hari Minggu. Hari libur, hari untuk bersantai, bersilaturahmi dan memenuhi undangan. Kalau mengundang teman atau saudara yang rumahnya jauh, tentu pas jika undangannya pada hari Minggu.
Eh ternyata, belakangan saya baru sadar kalau 9 September juga adalah hari olahraga nasional alias Haornas. Lalu makin ngeh, kalau SBY juga lahir pas 9 September. Dia pun mendeklarasikan Partai Demokrat pada 9 September. Kebetulan pada Pemilu 2004, Demokrat mendapat nomor urut 9.
Ah, tapi saya tidak bangga, ultah pernikahan saya bertepatan dengan ultah SBY. Ya iyalah, ngapain juga bangga, nggak ada hubungannya kok. Apa SBY tahu saya ultah nikah, pan enggak? Apa dia ngirim kado atau saya ngasih ucapan selamat? Pan enggak juga, he he.
Tanggal 9 September 2004 juga tercatat sebagai hari terjadinya ledakan bom di Kedubes Australia, Kuningan Jakarta. Ada beberapa orang yang tewas, lainnya luka. Pengeboman itu makin mengukuhkan citra Indonesia sebagai negeri teroris.
Tak ada ritual khusus memeringati ultah pernikahan ini. Yang penting doa keselamatan, kebahagiaan, keberkahan. Semoga langgeng seia sekata.(*)
No comments:
Post a Comment