Sunday, December 09, 2007

Selamat Jalan Mbak Lina


Mbak Lina (tengah pakai kaus hitam)
MBAK Lina, teman kami, sahabat kami, rekan kerja yang ulet, telah meninggalkan kehidupan fana ini. Tepat pukul 17.49 WIB, Mbak Lina pergi untuk selama-lamanya di RS Immanuel Bandung, setelah mengalami masa kritis, lalu anvaal. Hebatnya, saat dirawat, Kamis (6/12), Mbak Lina masih memikirkan soal pekerjaan di kantor. Padahal kondisinya sudah kritis.

Lina Marliana, begitu nama lengkapnya. Mbak Lina adalah manajer keuangan Tribun Jabar. Lahir di Garut, 34 tahun lalu. Dari keluarga Tionghoa. Sejak 2 tahun lalu, Mbak Lina menderita kanker payudara. Malahan setelah diangkat, ternyata akar kanker masih ada dan menyebar menyerang tulang sumsum belakang.

Walau kanker itu menggerogoti badannya, tapi kanker itu tak pernah berhasil menggerogoti semangat hidup Mbak Lina. Mbak Lina tak pernah terlihat mengeluh. Padahal saya yakin, rasa sakit itu pasti ada, tapi tak pernah ditampakkannya.
Perubahan mencolok terjadi setelah ia pulang pengobatan di Singapura. Rambutnya habis, karena dikemoterapi, dan memakai rambut palsu. Namun kebiasaannya pulang larut malam, terus dilakoni.

Memang saya dan Mbak Lina beda bagian, sehingga tidak terlalu sering bersua dan berkomunikasi. Terlebih pekerjaan yang seabrek, membuat Mbak Lina lebih banyak menghabiskan jam kerja benar-benar di meja kerjanya.

Saya sendiri suka heran, melihat Mbak Lina pulang larut malam, jam 11 atau 12 malam. Saya menyangka tidak akan ada orang lain di luar Redaksi dan Produksi yang berada di kantor. Tapi ternyata lampu ruang Keuangan masih nyala. Tak lama keluar Mbak Lina. "Eh masih di sini, saya pulang duluan yah," kata dia, seolah waktu masih sore.
Begitulah, sosok ulet itu meninggalkan tapak jejak yang dalam di hati kami, All Tribuner. Sebuah teladan, sebuah pengabdian dan loyalitas bagi perusahaan. Selamat Jalan Mbak Lina. (*)

No comments: