Sunday, December 02, 2007

Kutu Kucing, Kutu Kupret

HARI Minggu ini saya dan Bu Eri sudah merencanakan untuk membongkar kamar tengah. Bukan temboknya yang dibongkar, tapi karpet bulu diganti karpet plastik. Ada dua alasan utama kenapa ganti karpet.

Pertama, batuk pilek Kaka dan Adik, terutama Adik, tak pernah sembuh. Sudah ke dokter, diberi obat. Tetap muncul lagi. Saran semua dokter yang dikunjungi, jangan pakai karpet bulu di rumah. Pakai karpet plastik saja. Mungkin itu dari alergi.

Kedua, ini yang jadi prioritas. Beberapa hari terakhir ini, bergentayangan kutu-kutu kucing di rumah. Korbannya tidak lain Bu Eri, Mbak Ani dan Nurul. Gatal-gatal di kaki karena gigitan kutu kupret yang bisa loncat itu. Tapi tak berdaya kalau kena air ludah (hah...).

Kutu-kutu itu berasal dari kucing yang tempo hari beranak di atas atap. Ukurannya kecil sekali, nyaris tak terlihat. Keberadaannya segera diketahui, kalau kulit kita terasa panas karena gigitan sesuatu. Maka tampaklah makhluk kecil berwarna hitam tengah nongkrong di betis kita. Jangan sungkan, oleskan saja air liur. Dijamin, kutu kupret satu itu tidak akan loncat atau terbang.

Walau sudah berobat, pakai salep segala macam, tetap saja si kutu kupret itu tak pergi. Bu Eri lebih mengkhawatirkan kalau kutu itu menyerang anak-anak. Selain itu, kutu-kutu itu jelas membawa virus Toksoplasma. Bu Eri pun pernah kena Tokso. Dulu Bu Eri penggemar kucing. Waktu hamil Kaka dua bulan, periksa ke dokter, ternyata ada tokso-nya. Untung sudah tidak aktif, dan tidak ganas. Kalau tidak, janin bisa habis dimakan virus kutu kupret itu.

Saya pun sudah merasakan gigitan tajam binatang itu. Saya tepuk, sang kutu kupret loncat, entah kemana. Tak lama bekas gigitan pun jadi bentol dan bercak merah. Saya tak yakin, setelah karpet dibersihkan, kutu itu itu hilang. Satu-satunya cara efektif adalah mengebom rumah dengan cairan PK dan Formalin, untuk membunuh semua serangga. Yang ini belum saya lakukan. Minggu depan, mungkin, (*)

4 comments:

akubelajarmenulis said...

samaaa. aku juga sekarang dirumah lagi pada diserang kutu kucing. ini udah untuk yang kedua kalinya. sebeeul. dan baru tau kalo cuma pake air liur doang kutunya bisa nempel dan dimusnahkan. sekarang ini, untuk menghindari garuk menggaruk, aku terpaksa pake koyo cabe. aku potongin kecil-kecil. aku tempel di setiap bentolan bentolan besar. panas. tapi mending dari pada gatel. setiap sudut kamar dan ruangan juga udah disemprot pake obat nyamuk semprot. tersiksa dengan baunya. hiks. tapi sampe hari ini aku masih liat si kutu kecil itu beterbangan. iiihhhh sebel.

Rafael Galuh said...

wah bagus ini artikel nya
sama kaya kehidupan saya
buset banyak kutu disini, ada kucing tetangga ngelahirin di atap jadi kutu nya loncat2 deh
kaki saya jadi korban huh...

Angga Ong said...

dulu saya pernah kejadian seperti kasus ini..
penanganan yang di hadapi waktu itu keluarga kita ngengunakan obat pembasmi serangga cair di campur dengan minyak kayu putih, setelah itu kita semprotkan ke tempat yang dirasa menjadi sarang kutu tersebut..
dan dirasa penanganna tersebut terbukti membunuh koloni kutu kucuing tersebut..
semoga berhasil..

duniasketsa said...

sy baru pindah kosan, di atap ada kucing baru melahirkan jg, sy main sm anaknya, sy juga kena gigit =_=' oh tidak! kaki dan tanganku tak mulus lagi!,ninggalin bekas soalnya, bagi cewek itu mengganggu banget!. dasar kutu kupret. sudah sy bom dengan semprot Hit tp kok masih muncul ya. kesal sendiri