Tuesday, November 28, 2006

MENDUNG MENGGELAYUT DI LANGIT BANDUNG

SUDAH dua hari ini, matahari pagi tidak bersinar terang. Selalu terhalang kabut. Awan pun lebih banyak menggelayut hitam. Mendung. Malahan Senin pagi, turun hujan gerimis. Alhamdulillah. Setelah beberapa bulan diterpa kemarau dan panas menyengat sampai 34 derajat Celcius, Bandung dan sekitarnya mulai diguyur hujan. Memang hujan satu dua kali belum mampu mengisi sumur yang kering kerontang. Tapi ini awal yang baik, terutama bagi mereka yang kekurangan air.
Di kampung saya, Babakan Sari, orang-orang harus antre di pancuran Unjani untuk mendapat air bersih. Hanya ada beberapa warga yang masih punya aliran air. Sumur di rumah juga sudah kering. Untungnya masih ada mesin penyedot air. Walau debitnya kecil, kami tidak perlu antre dan mengangkat berember-ember air untuk mengisi bak mandi.
Senin kemarin, Bila tidak sekolah. Waktu dibangunkan, dia menggerutu "Aku masih ngantuk". Mungkin kecapean, setelah main seharian di Carefour. Dan memang cuaca juga tidak mendukung. Hujan.
Hari ini hari kedua Bu Eri tidak memakai motor. Saya yang mengantarnya untuk liputan di Pemkot. Saya sempat marah, waktu Bu Eri bilang mau pakai motor lagi, buat keliling-keliling. Gimanapun juga, bayi di perut Bu Eri harus diprioritaskan. Sebelum posisinya normal dan stabil, rasanya sulit melepas bu Eri pergi pake motor.
Memang dia sering sujud atau posisi nungging. Pagi ini pun, kita berdua jalan kaki keliling kampus Unjani. Buat relaksasi dan melenturkan badan. Katanya bagus buat ibu yang sedang hamil. Mau mengajak "Kaka' Bila, masih ngorok. Waktu dia bangun, kita kasih tahu kalo tadi kita jalan-jalan ke Unjani. "Kalau mau ikut, besok bangunnya harus pagi-pagi".
Sebelum pergi ke kantor, saya sempatkan untuk menyiram bibit cabe dan terong ungu. Sudah dua minggu, dan mulai tumbuh kecambah. Ini awal dan coba-coba jadi petani rumahan. Bertanam sayur di pot dan polibag.
Mendung yang menggelayut sejak pagi, akhirnya pecah juga. Isinya tumpah ruah menyiram bumi dibareng gemuruh guntur. Ingat guntur, jadi ingat majalahnya Bila yang saya beli di gramedia. Ceritanya tentang Putri Halilintar dan Pangeran Guntur. Di situ diceritakan asal-usul Halilintar dan Guntur, serta cara menangkal halilintar. Sepertinya lamanya juga hujan ini turun. Tentu harus bersyukur, karena dengan begitu sumur di rumah yang garing itu bakal terisi air lagi...

No comments: