ALHAMDULILLAH, akhirnya saya sekeluarga bisa menempati rumah baru kami. Tepatnya, Sabtu (22/11) pekan lalu, kami dibantu para tetangga pulang kandang ke rumah. Padahal rencananya maunya hari Minggu besoknya. Berhubung atas hasil perhitungan Bapak, bahwa kepindahan harus hari Sabtu, kami pun boyongan. Entah seperti apa hitung-hitungan waktu pindah itu. Bagi saya sih semua hari juga baik, yang pasti mah saya harus cuti dua hari untuk pindahan itu.
Jadi sekarang ini sudah seminggu kami merasakan bermalam di rumah baru. Memang belum jadi tuntas semua. Saat pertama pindah, pintu utama dan samping belum ada. Terpaksa kalau malam hari, pintu depan itu ditutup pakai triplek. Tapi sekarang sudah tertutup semua. Itu pun setelah saya dan Bu Eri menyusul ke rumah tukang pintu. Baru deh besoknya dikirim.
Oh iya, sebelum pindahan hari Sabtu, Jumat malam kami menggelar syukuran. Ini pun mendadak. Bapak baru bilang sore hari, bahwa malam mau bikin syukuran dan pengajian. "Masa pindah ke rumah baru enggak selametan," begitu kata Bapak. Lha, kita sih bukannya enggak mau selametan. Duitnya itu yang bikin kita gak mikir bikin selametam. Pokoknya pindah ya pindah, bismillah saja.
Namun begitulah, ada saja uang hasil subsidi silang kanan kiri, akhirnya syukuran mendadak itu pun berhasil digelar, bada Isya. Yang datang, para tetangga yang baru pulang pengajian dari mesjid. Jadi cukup banyak juga.
Sebetulnya masih banyak yang belum selesai. Air sampai sekarang belum mengalir, karena baru dibor dua hari lalu. Jadi untuk mandi dan segala macam urusan dengan air, kami harus mengungsi ke rumah kakak. Atau kalau ada air, ya mandi di rumah warung, yang dulu merupakan bagian dari rumah baru.
Lalu sekarang juga Mang Jojo, tetangga kami, sedang sibuk mengecat dinding bagian dalam. Sebelumnya, ia sudah membereskan plafon dan mengecatnya. Warnanya disamakan dengan warna dinding lantai atas. Tapi khusus untuk bagian ruang makan, dapur, dan bagian belakang lainnya. Untuk ruang tengah, masih dipikirkan, warna apa yang cocok. Begitu pula dengan warna dinding bagian luar, sampai sekarang masih belum ketemu warna yang pas. Inginnya ngejreng, tapi khawatir gak sreg.
Pekerjaan yang juga belum selesai adalah pemasangan paving block di gang kecil antara rumah baru dan rumah lama serta batu alam di tiang. Tapi ini pekerjaan nanti-nanti saja, kalau uangnya sudah terkumpul lagi. Maklum, sekarang mah uang recehan saja dihitung-hitung, saking sudah tongpes-nya.
Walau begitu, syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Tak pernah terbayangkan sebelumnya, rumah ini bisa ditempati dengan cukup nyaman. Karena sejak awal membangun, saya merencanakan rumah ini hanya bergenting saja. Jangan tanya soal keramik, kaca, pintu, apalagi cat, itu di luar perhitungan. Tapi begitulah, Allah selalu membuka jalan bagi mereka yang yakin. Ada saja uang halal yang, walau sedikit, bisa membantu menyelesaikan rumah. Semoga rumah ini membawa keberkahan pada kami sekeluarga. Amin.(*)
No comments:
Post a Comment