MIZAN Bustanul Fuady, Ketua Himpunan Mahasiswa Planologi ITB, akhirnya ditemukan di Kampung Cikurubuk, Desa Pasir Batang, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, tadi pagi sekitar pukul 10.00. Inoel, sapaan akrabnya, sudah menghilang dari rumah selama 10 hari.
Yang paling mengkhawatirkan, Inoel dalam kondisi depresi, setengah linglung. Berdasarkan pengakuannya, Inoel diculik sekelompok orang. Siapakah mereka yang menculik Inoel, menyiksa secara psikologis agar mentalnya down, tanpa sama sekali ada orang yang minta tebusan pada keluarga Inoel?
Belum terang benar pelaku penculikan (harap tahu, sampai Senin pagi polisi belum menyimpulkan kasus Inoel sebagai penculikan), karena Inoel masih belum memungkinkan untuk diperiksa. Tentu hanya Inoel yang mengetahui siapa saja para penculiknya. Minimal ciri-ciri mereka. Di sepanjang perjalanan 10 hari itu, tentu pasti ada kontak komunikasi. Setidaknya dari situ bisa diketahui motif pelaku.
Jadi wajar saja, kalau muncul berbagai asumsi sebagai motif. Mulai soal kaderisasi, NII, gay, masalah pribadi, keluarga, murni kriminal dll. Soal motif-motif itu juga pernah disampaikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan ITB lho. Cuma dia membantah kalau masalah internal di kampus jadi motif penculikan terhadap Inoel.
Okelah, supaya asumsi-asumsi saya tidak dibilang asal-asalan, saya tuliskan pendapat, pandangan, komentar, dan hipotesis pakar kriminologi dari Unpad, Yesmil Anwar soal kasus Inoel ini. Biar pakar yang menyebutkannya, bukan saya yang bukan pakar apapun.
Seperti dikutip detikbandung.com, Minggu (30/11), Yesmil bilang meski penculikan memungkinkan menjadi motif hilangnya Inoel, motif lain perlu diselidiki. Bisa saja, hilangnya Inoel karena keinginan diri sendiri ataupun karena pengaruh obat dan penyakit yang dia derita.
Menurut Yesmil, diperlukan informasi yang rinci mengenai riwayat pribadi Inoel. "Apakah dia mengkonsumsi narkoba? Atau dia punya penyakit ayan. Karena ini kan belum ada saksinya. Jangan-jangan semua ini hanya khayalan dia saja. Jadi jangan hanya terjebak pada pengakuan," tegasnya. (Ini dugaan lebih parah lagi, konsumsi narkoba dan ayan....)
Untuk menyelidiki kasus ini, diperlukan pemeriksaan forensik dan oleh psikiater. "Katanya dia kan dibius, nah pastinya akan ada kontak kulit orang lain dengan kulitnya. Mungkin saja korban melakukan perlawanan dan si pelaku melakukan pemaksaan, nah ini bisa diketahui lewat forensik. Bisa dilihat juga apakah ada bulu orang lain atau minyak wangi orang lain di tubuhnya," kata dia.
"Jadi jangan simpulkan dulu hanya dari pengakuan saja. Karena jangan-jangan dia ingin beken saja," ujar Yesmil. (lho numpang beken kok lewat penculikan... )
Yesmil juga bilang, penculikan tanpa ada uang tebusan bisa saja terjadi. Penculikan politik juga bisa jadi motif. "Ini bukan bicara soal tebusan, tapi bagaimana caranya merusak moral kelompoknya atau orang yang diculik tersebut," kata Yesmil, masih dikutip detikbandung.
Selain itu, kata dia, motif penculikan lainnya bisa karena dendam pribadi yang berkaitan dengan utang piutang misalnya atau pun perebutan kekuasaan, dan hubungan percintaan. "Misalkan perebutan kekuasaan. Meskipun organisasi kecil-kecilan semisal himpunan, itu bisa jadi motif juga. Artinya penculikan tidak melulu bicara tebusan," tandas Yesmil.
Ah, kita tunggu aja deh ending kasus ini.(*)
2 comments:
jangan asal bikin hipotesis, mas.
anda membuat kesan buruk terhadap HiMa Planologi, ITB, mahasiswa, 'n inoel sendiri.
lebih hati2lah. blog itu tempat umum. tulisan anda bisa memancing publik berpikir seperti anda.
*no offense*
dasar anjing loh, mikir sembarangan. ngayal sih boleh tapi jangan bawa2 nama teman saya gini, mending berpikir dalam konteks lain aja lo ngentot dasar
Post a Comment