DUH, Bu Eri sakit euy!. Tadi jam 20.00 saya nelepon. Ternyata Bu Eri lagi di dokter di Apotek Serumpun Bambu. Lagi nunggu obat, katanya. Kata dokter, Bu Eri gejala tipus. Weleh, itu mah mesti istirahat total atuh. "Pasti kecapean deh," kata saya.
Memang sejak pagi, Bu Eri udah mengeluh tidak enak badan. Makanya pagi-pagi sudah memanggil Bu Engkos untuk memijat. Sementara saya sejak pagi sudah ada di bangunan rumah. Waktu pulang ke rumah kontrakan, ternyata motor Bu Eri masih ada. Padahal saya pikir sudah berangkat kerja. Ternyata Bu Eri ada di kamar. "Pusing nih, gak enak badan," kata Bu Eri.
Saya berangkat ke kantor, agak siang. Sepanjang di atas motor, mata ini bawaannya ngantuk. Hampir saja saya menabrak truk di Pasar Ciroyom, gara-gara "Ngalenyap". Tidur tiba-tiba, hilang kesadaran dalam beberapa detik. Motor sudah "Ngagaleong" ke kiri. Untung rem depan belakang masih pakem. Kemarin pun begitu, saya hampir menabrak Toyota Innova yang lagi parkir di Cibeureum, gara-gara yang sama, ngantuk di atas motor. Entah kenapa, hari-hari terakhir ini saya enggak kuat menahan kantuk.
Rupanya sakit Bu Eri berlanjut. Waktu sore saya telepon, masih tidur-tiduran. Suaranya lemah. Daripada tambah parah, bada Magrib akhirnya dibawa ke dokter. Mudah-mudahan cepat sembuh. Di saat kondisi genting begini, keluar uang untuk dokter rasanya berat. Saya gak tau juga apa Bu Eri punya uang untuk ke dokter. Mungkin pinjam dulu ke Mas Rohman, karena Mas Rohman yang mengantar ke dokter.(*)
No comments:
Post a Comment