SEJAK tinggal di rumah kontrakan, saya jadi lebih sering memotret langit. Merekam bentuk-bentuk awan yang muncul. Dan memotret pun tidak perlu ke luar rumah. Cukup ke kamar mandi, langsung arahkan kamera ke atas, jepret! Kok di kamar mandi? Ya iyalah, kamar mandi di rumah kontrakan memang beratapkan langit biru. Kalau mandi agak siang, pasti punggung terasa panas tersengat matahari.
Yang saya tahu dari pelajaran Geografi waktu SMP dan SMA dulu, ada beberapa jenis awan. Ada awan Stratus, yaitu awan tipis merata, ada juga awan Cumulus, ini sudah gumpalan. Lalu ada pula Cumulonimbus. Ini kumpulan awan Cumulus, calon pembawa hujan.
Beberapa kali saya berhasil memotret bentuk awan yang rada aneh. Pernah saya menjepret awan berbentuk seperti topeng. Lalu ada juga awan senja hari yang berbentuk harimau mau melompat.
Nah kali ini, saya memotret awan dan pancaran sinar matahari yang seperti tirai turun dari langit. Ini efek sinar matahari yang terhalangi awan. Jadi sinarnya seperti tirai tipis dari langit. Tengok foto di bawah ini:
Kalau di film-film suka digambarkan, orang yang mendapat ilham, wangsit atau hidayah dengan menerima cahaya dari langit. Di film buatan Holywood, cahaya itu biasanya datang dari belakang salib di gereja. Di film Indonesia, biasa cahaya itu diterima saat orang menengadahkan tangan memohon kepada Yang Maha Kuasa. Kalau soal hidayah dan sebagainya, silakan berkomentar sendiri.
1 comment:
Jepretan yang bagus, mengagumi ciptaan ilahi
Post a Comment