Saturday, June 14, 2008

Tribun Memang Beda

BERBEDA merupakan ciri kami. Kami tidak ingin terlibat, atau terlibas mainstream pemberitaan di Bandung. Itulah tekad kami, para ponggawa Metro Bandung, yang bermetamorfosis jadi Tribun Jabar ini sejak awal.  

Walaupun jumlah personel sangat minim, untuk ukuran koran  yang beredar di Jabar, jauh dibandingkan dengan para kompetitor, kami tetap berupaya keras tidak tertinggal dalam hal penggalian isu dan tetap berbeda. Karena di tengah kumparan media cetak yang begitu dahsyat dengan isu yang sebenarnya sama, maka keberbedaan lah yang menjadi senjata kami.

Contoh paling hangat adalah pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar. Beberapa hari sebelum pelantikan, Tribun sudah meluncurkan isu tentang rumah dinas wakil gubernur Yusuf Macan Effendi atau lebih dikenal sebagai Dede Yusuf. Isunya Dede Yusuf tak ingin menempati rumah dinas wagub di Jalan Dago, karena terlalu kecil dan tidak representatif. Ia ingin yang lebih besar dan luas.  Semula terlempar isu, Dede ingin Gedung Pakuan dibagi dua dengan Ahmad Heryawan. Tapi kabar itu ditampik.


Lalu melesat kabar lainnya, Pemprov menyediakan rumah dinas Kepala Dinas Pendidikan Jabar di daerah elite Rancabentang, Ciumbuleuit untuk dipakai Dede Yusuf. Seperti biasa, semua pihak membantah tentang isu itu. Namun saat open house di rumah dinas Jalan Dago, sentilan Ketua Umum DPP PAN, Soetrisno Bachir tentang kondisi rumah dinas yang kecil dan tidak representatif seakan menegaskan bahwa Dede Yusuf memang tidak mau tinggal di rumah itu.

Yang juga beda adalah pelantikan. Kami perkirakan, semua fotografer pasti akan lebih fokus membidik acara pelantikan di Gedung Merdeka. Sebuah gaya yang konvensional. Mendagri menyematkan tanda jabatan di pundak gubernur dan wagub. Atau yang sudah kami perkirakan, fotografer akan mengambil momen Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf jalan kaki menuju Masjid Raya Kota Bandung.

Ternyata memang benar. Seluruh koran mengambil dua momentum itu sebagai foto master. Tribun tidak. Kami sudah persiapkan sejak awal untuk tidak konvensional. Kami ambil momentum lain, yang jelas berbeda. Fotografer Tribun mengambil momentum saat istri Ahmad Heryawan merapikan jas gubernur di kamar hotel Savoy Homann. Begitu pula, Dede Yusuf, kami ambil momennya saat berjalan dari Preanger ke Savoy.


Berbeda itu menyenangkan dan membuat semangat kami, para awak Tribun, bergairah kembali. Karena hanya dengan berbedalah, kami eksis. Jika tidak, sejak dulu, perahu ini karam.  Doktrin yang selalu kami tekankan pada teman-teman di lapangan: Satu orang wartawan Tribun setara dengan lima orang wartawan lain. Cukup satu orang Tribun untuk menjangkau kepolisian di seluruh Jabar. Cukup satu orang Tribun untuk menjelajah Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat yang luasnya minta ampun. Cukup satu orang Tribun untuk mengkover 5 kabupaten/kota di Pantura: Indramayu, Kota/Kab Cirebon, Majalengka, dan Kuningan. Tribun memang beda.(*)



No comments: