PERMAINAN lugas, efektif, dan cepat, yang diperagakan anak-anak asuhan Opa Louis Aragones merobohkan benteng percaya diri setengah sombong Jerman. Gol semata wayang Fernando "El Toro" Torres di menit 33, membawa Spanyol ke tangga juara Euro 2008.
Akhirnya saya bisa memenuhi janji untuk menonton partai puncak Euro 2008, Senin (30/6) dini hari. Walaupun sebenarnya saya tidak menonton secara full time. Karena seperti biasa, hantu penidur datang menyergap justru saat babak pertama baru dimulai. Itu pula yang menyebabkan saya tak sekalipun bisa menonton pertandingan Euro 2008.(Baca tulisan sebelumnya)
Saya terbangun sekitar jam 03 kurang, dan buru-buru menyalakan televisi. Pertandingan sudah berjalan di menit ke-51 dan skor 1-0 untuk Spanyol. Yah, masih untung bisa menonton sampai tuntas. Soal cara Torres mencetak gol, tinggal lihat saja replay-nya.
Der Panzer Jerman tak berkutik menghadapi permainan tak tik tik tak, sentuhan satu dua, diakhiri umpan panjang ke mulut gawang yang ditampilkan Sergio Ramos, Xavi Hernandez, dan Torres. Michael Ballack yang sebelumnya disebut-sebut tidak akan turun, subuh tadi ternyata main. Tapi seperti dipaksakan, sehingga permainannya tidak optimal. Walau dalam hal penguasaan bola Jerman unggul, Spanyol tetap mendominasi dalam hal penyerangan dan peluang yang tercipta.
Kemenangan ini ibarat merobohkan mitos-mitos yang menjerat Spanyol. Negeri Matador ini selalu kandas di babak-babak awal, paling jauh perempat final, ketika berlaga dalam sebuah turnamen. Kecuali saat Euro 1984, Spanyol lolos ke final sebelum digebuk Michael Platini cs, 0-2.
Uniknya, Platinilah yang kini mengalungkan medali dan menyerahkan piala Henry Delaunay kepada Iker Cassilas sebagai tanda nomor satu sejagat Eropa. Raja Juan Carlos dan permaisuri yang turut menyaksikan partai final sangat bangga dengan prestasi anak asuh Aragones itu.
Tak hanya gelar jawara se-Eropa yang direngkuh Spanyol. Penyerang muda David Villa pun meraih sepatu emas sebagai pencetak gol terbanyak dengan total 4 gol. Lalu Torres terpilih sebagai man of the match pertandingan final. Cassilas pun menorehkan sejarah sebagai kiper sekaligus kapten tim yang pertama bisa menjadi juara Euro.
Perjalanan Spanyol memang perkasa sejak babak awal. Melumat Beruang Merah Rusia, 4-1, lalu menghajar pasukan Viking Swedia 2-1, dan mengandaskan tim Zeus Yunani 2-1. Di perempat final, Spanyol menghancurkan mimpi Italia 4-2. Di semi final, Spanyol kembali mengubur harapan Rusia 3-0. Spanyol memang pantas jadi juara. (*)
No comments:
Post a Comment