Tuesday, April 08, 2008

Meniti Umur Tersisa

BEBERAPA jam lagi, jarum jam di kantor akan menunjukkan pukul 12.00 tengah malam. Tanda hari sudah berganti dan tanggal pun berubah. Rabu tanggal 9 April 2008. Ya 9 April, memiliki makna dalam hidup saya. Karena di tanggal itulah, saya keluar dari rahim Mama, dan merasakan cahaya dunia.

Tiga puluh empat tahun telah berlalu, apakah yang sudah saya kerjakan selama itu? Apakah timbangan kebaikannya lebih berat dari keburukannya? Ataukah dosa-dosa saya yang justru lebih berat? Saya tak pernah memikirkan mana yang lebih berat atau ringan. Dalam hal ini, saya lebih fokus untuk berbuat yang terbaik. Biarkan semuanya Alloh yang menilai.

Apakah hidup saya ini sudah bermanfaat bagi orang lain? Hmm, rasanya belum. Apa manfaat kedirian saya ini di tengah masyarakat? Sebagai wartawan? Apakah saya sudah memerjuangkan orang-orang yang lemah, tertindas, dan dizalimi? Belum.

Jadi saya harus meniti umur yang tersisa ini untuk kebaikan semua orang. Tidak ada yang tahu, kapan hidupnya akan berakhir. Semoga, saya mendapatkan akhir yang baik. Hanya sebait doa yang bisa saya panjatkan jelang detik-detik pergantian hari ini.

Ya Illahi, bimbinglah aku agar umur yang tersisa ini menjadi ahli syukur atas sekecil apapun karunia yang telah Engkau beri. Menjadi ahli sabar atas segala ujian yang kuhadapi, dan menjadi ahli ikhtiar di jalan yang Engkai ridhoi. Amiin. (*)

No comments: