DAN dimulailah hari-hari berat di kantor. Kamis malam lalu, saya dipanggil menghadap Pemred Tribun Jabar, Kang Yusran. Singkat saja pembicaraan: Saya diberi tugas baru, menjadi Koordinator Liputan. Tapi masih tetap memegang Desk Kota.
Dzzigh, saya menolak. Tapi Kang Yusran bilang, kita tidak bisa mundur, mencoba pun tidak bisa, harus terus maju, dan tidak ada pilihan lain yang cocok. "Atau mau ke Pontianak? Sok we pilih, jadi Korlip di Bandung atau pindah ke Pontianak? begitu Kang Yusran memberi pilihan.
Bagaimana lagi, tidak ada pilihan yang ringan, dan dari dua pilihan yang berat itu, hanya Korlip yang "agak ringan". Saya sebut agak, karena sebetulnya tugas korlip sekarang sangat berat. Terlebih setelah ada kontrak kerja dengan Jakarta. Semua harus memenuhi target yang telah ditetapkan.
Teman saya, Domuara Ambarita, yang sekarang ngendon di Biro Jakarta, jadi Wakabiro, menyemangati saya. "Kang Mac cocok dan bisa di pos itu. Mengalir saja kang, bagai air. Kita kerjakan hal-hal biasa dengan semangat luar biasa. Nanti juga kita terbiasa," begitu kata Domu.
Lahaula, saya jalani saja tugas dan amanah baru ini. Mudah-mudahan, saya bisa komitmen dan istiqomah menjalaninya. Memang, hari-hari pertama pun sudah terasa berat. Karena mengoordinir liputan sejak pagi, lalu sore disambung dengan menggarap halaman kota. Jaga kesehatan dan fisik saja, biar tidak tumbang. Tetap semangat!. (*)
No comments:
Post a Comment