Monday, February 23, 2009

Mencari Komet Lulin Saat Dini Hari

ALAM semesta adalah fenomena terluar sekaligus terdalam dari ciptaan Allah SWT yang tabir misterinya masih rekat. Hanya sedikit, sungguh secuil, pengetahuan manusia tentang semesta ini. Tak heran, karena mengandung misteri, manusia pun berlomba untuk mencapai luar angkasa. Mungkin, dengan begitu, bisa sedikit memahami seperti apa sesungguhnya semesta ini.

Dan diantara jutaan benda langit di semesta itu, terdapatlah Komet. Benda langit yang kerap melintasi Bumi. Kali ini komet yang akan dekat dengan Bumi adalah Komet Lulin. Ini komet baru di jagad antariksa yang akan terlihat dengan mata telanjang pada rentang tanggal 24 Februari hingga awal Maret 2009. Komet ini memiliki dua ekor, ekor debu dan ion. Ekor ion relatif redup sehingga tidak terlihat oleh mata telanjang. Yang terlihat jelas adalah ekor debu.

Sangat sayang untuk dilewatkan karena komet Lulin tidak terlihat jelas periodisasi kemunculannya. Bahkan, karena orbit lintasannya sangat lonjong, Komet Lulin tidak memiliki periodisasi untuk terbang rendah melintasi bumi. Setelah mengelilingi matahari, komet Lulin akan ke luar dari susunan tata surya. Kabarnya, waktu yang tepat untuk menyaksikan komet ini adalah menjelang matahari terbit atau dini hari atau saat matahari terbenam.


Komet Lulin masuk pada lintasan yang sangat dekat dengan bumi pada tanggal 24 Februari. Jaraknya sekitar 38 juta mil. Ia berada di dekat Saturnus, dua bintang terang Spica, dan Regula di langit sebelah selatan.

Kilauan cahayanya bisa dinikmati pada dini hari sekitar pukul 01.00. Lokasi untuk pengamatan harus berada di daerah yang bebas dari polusi cahaya dan terang. Apabila langit malam bersih tanpa mendung, sangat mungkin untuk menyakskan komet ini.

Komet Lulin ini ditemukan pertama kali oleh Quanzhi Ye dari Sun Yat-sen University, Cina, 12 tahun lalu. Salah satu pesona keunikan Komet Lulin dalam perjalanannya menjauhi matahari adalah warna hijau yang terang benderang. Warna hijau itu berasal dari pelepasan molekul gas cyanogen (CN2) yang beracun dan karbon diatomik (C2) yang mendominasi atmosfernya. Selain Lulin, hanya sedikit komet berwarna hijau, seperti Komet Swan, Lovejoy, dan Machholz.

Keunikan lainnya, ekor Lulin berada di depan. Setiap komet pasti memiliki ekor debu dan ion. Ekor debu adalah yang selalu tampak lurus membelakangi matahari, sedangkan ekor ion sedikit melengkung. Yang tampak pada Lulin seperti ekor di depan dan menghadap matahari adalah sebuah sub poin, berlawanan dengan ekor debu dan ion, yang biasa disebut antitail.

Pada zaman dahulu di lingkungan masyarakat tradisional, kemunculan komet dipercaya sebagai pertanda jatuhnya kekuasaan sang raja. Komet juga dipercaya sebagai pertanda adanya kabar baik dan buruk. Pulung, begitu istilahnya. Siapa yang akan kejatuhan bintang jatuh, dialah yang akan menjadi penguasa. Percaya? (*)

No comments: