SETELAH hampir 8 hari terbaring di ranjang rumah, Selasa (5/2) Bu Eri sudah bisa ke lapangan lagi, meliput lagi. Ternyata benar, Bu Eri diterjang penyakit gejala Tipus, seperti yang saya duga. Sementara Dokter Eka menduga kena Chikungunya. Dokter juga manusia, bisa salah diagnosa...
Sebelum Bu Eri berangkat, saya sudah wanti-wanti, kalau tidak kuat tidak usah memaksakan diri. Tidak perlu ngotot cari berita. Apalagi Bu Eri masih merasa lemas, dan terutama, pusing belum hilang. Tapi karena tidak enak seminggu lebih tidak masuk kantor, Bu Eri tetap jalan. Pakai Mio birunya.
Dan hari itu, saat pulang ke rumah, Bu Eri tidak pakai Mio. Pakai mobil dari kantor. Mio ditinggal di kantor, dan dibawa teman. Soalnya, takut keleyeng-keleyeng di jalan. Sampai sekarang pun, kata Bu Eri, pusing tujuh keliling masih terus mendera kepala. Dokter Herman, dokter kedua yang dikunjungi Bu Eri, bilang, sepertinya sakit migrain juga. Tak heran, kalau sedang mewawancara narasumber, kata Bu Eri, terlihat bayang-bayang saja. "Udah gak fokus nanya juga, apalagi jawabannya, udah gak kedenger," kata Bu Eri.
Walau begitu, saya bersyukur, gejala tipusnya sudah tidak mengganggu lagi. Tinggal istirahat cukup, makan teratur. Intinya, pola hidup teratur. Begitu kata dokter. Tapi ngomong-ngomong, berapa banyak sih wartawan yang bisa hidup teratur? (*)
No comments:
Post a Comment