INI masih cerita tentang Lebaran kemarin. Dimana-mana, Lebaran menjadi ajang pertemuan keluarga. Mereka yang merantau sengaja mudik, memenuhi panggilan ari-ari kata teman saya Kanjeng Mas Sujarwo. Begitu pula dengan keluarga kami. Hanya sayangnya, tahun ini kumpul-kumpul itu tak terjadi. Tak semua keluarga berkumpul di rumah Babakan Sari.
Mas Nur yang tinggal dan bekerja di Tangerang, sejak Kamis sore sebelum lebaran sudah ngacir ke Purworejo, mau lebaran di sana. Lalu Mas Rohman, sempat salat Id dulu di Unjani, Sabtu sorenya langsung berangkat ke Salatiga. Di rumah tinggal keluarga saya plus Bapak Ibu, dan keluarga Mas Rikhan.
Yang kasihan Kaka Bila. Dia tidak punya teman bertengkar lagi. Karena Fathan, anak Mas Rohman,ikut ke Salatiga. Untungnya Minggu malam, datang keluarga Mbak Puah dan Kang Asep dari Tangerang. Mereka hendak silaturahmi ke Cianjur tapi belok dulu ke Cimahi. Mbak Puah ini anaknya Bude di Magelang, jadi terhitung kakak sepupu.
Tahun lalu pun, Mbak Puah sekeluarga datang ke Cimahi. Mungkin karena keluarga di Cimahi paling dekat, daripada pulang ke Magelang. Selain itu, Mbak Puah, waktu zaman gadis, memang tinggal di Babakan Sari. Jadi serasa kampung sendiri. Waktu itu semua keluarga kumpul. Jadi kita bisa rekreasi bareng ke Karangsetra. Lha lebaran sekarang mah enggak komplit, jadi enggak bisa kemana-mana.
Tentu Kaka senang dan kegirangan. Soalnya Mbak Puah datang bawa Yeni, anak bungsunya, yang sepantaran dengan Kaka. Sampai malam, katanya mereka main. Saya tidak tahu, karena sedang di kantor.
Cuma mereka pun hanya sebentar. Senin pagi sudah pamitan meluncur ke Cianjur. Tinggal Kaka yang rewel dan senewen. Dia maunya Yeni tinggal lama di Babakan Sari. Tapi Yeni enggak mau jauh dari bapaknya, ya susah. Enggak nyambung. Akhirnya setelah dibujuk, reda juga "ogo"nya Kaka.
Tapi dia mengajukan syarat, nanti pas saya dan Bu Eri cuti, mau ke Tangerang. Weleh, gimana ni. Saya sudah merencanakan tanggal 25 Oktober cuti ke Magelang. Silaturahmi dengan keluarga di sana, sekalian bawa dan memperkenalkan Adik Mira. Mereka kan belum tahu Adik Mira. Tahunya waktu di dalam perut saja.
"Mau ke Tangerang atau ke Jawa? Pilih satu enggak boleh dua," kata saya. "Aku mau ke Tangerang, juga ke Jawa," jawab Kaka Bila. "Oh ya gak boleh. Mesti satu yang dipilih. Kalau dua-duanya, dari mana ongkosnya. Gini aja Kak, sekarang kita ke Magelang. Kasihan kan Adik belum kesana, dan tahun depan belum tentu ke Jawa. Nah, nanti kalau kita ada libur lagi dan punya rezeki boleh main ke Tangerang," papar saya. Ngerti gak ngerti, Kaka tetap saja ngedumel. "Aku mau ke Tangerang, main sama Mbak Yeni, sama Mbak Yasmin," katanya.
Yap begitulah kalau rumah saudara berjauhan. Susah bertemu dan untuk bertemu pun berat di ongkos. Keluarga di Cihanjuang juga sebenarnya ada pertemuan keluarga di Kuningan, di rumah paman saya. Tapi karena saya sudah masuk kerja, begitu pula Bu Eri, tidak bisa hadir dalam pertemuan tahunan itu. Padahal dalam struktur organisasi Keluarga Besar H Achmad Solihin (KB HAS), saya jadi seksi Humas dan Pubdok. Nampang nama doank, pas ada acara orangnya enggak nongol, he he...(*)
No comments:
Post a Comment