Thursday, October 18, 2007

Peni, We Love You

ADA cerita sedih awak Redaksi Tribun saat bulan Puasa yang lalu. Kami kehilangan lagi Sekretaris Redaksi. Peni Puspita, yang 5 bulan jadi Sekred, mengundurkan diri. Rabu 10 Oktober, menjadi hari perpisahan tak terlupakan, penuh isak tangis (lha yang
nangis khan Peni doang) dan penuh kue (nah, ini yang ditunggu he he).


Kalau candanya teman-teman: "Cari berita tidak bergairah lagi sejak Peni pergi". Yang pasti mah, ruang Redaksi kehilangan Neng Geulis, yang setiap hari Senin selalu dinantikan, karena membawa uang makan mingguan. "Kang Mac uang makan, uang makan," begitu kalau Penie menyambangi meja saya.

Tidak terdengar lagi suaranya yang merdu ngabekur, saat mengajak rekan-rekan redaktur, iklan, dan sirkulasi, rapat bujeting, setiap jam 4 sore. Wah, pokoknya banyak yang merasa kehilangan. Entah, saya enggak cek apakah ada yang patah hati???

Peni masuk jajaran staf Redaksi bulan Mei 2007 saat saya sedang tugas di Batam. Saat itu, ada seorang cewek yang nelepon meminta saya hadir di acara Family Gathering Redaksi. "Weleh, kan saya mah enggak mungkin datang Neng, lagi di Batam," kata saya. (Lebih lanjut baca postingan sebelumya: Sekretaris Redaksi Baru).

Kabarnya sih Peni mau ke Jakarta. Mendekatkan diri dengan ortu yang memang lebih banyak tinggal di sana. Kalau di Pasopati Cimahi mah, Peni tinggal cuma berdua sama si Bibi. Begitu cerocos dia, suatu sore.

Mungkin juga, di Jakarta Peni cari kerja yang lebih "layak". Soal layak tidak layak kerja di kantor saya, terutama sebagai staf Sekred, mungkin masih bisa didiskusikan. Tapi coba simak komentar Budi, wartawan Tribun Batam, yang pada hari perpisahan Peni
mampir ke kantor Tribun Jabar, untuk selanjutnya meluncur mudik ke Purwokerto. Kata Budi, cewek sekelas Peni mah minimal kerja sebagai teller di Bank. "Sayang kalo cuma jadi Sekred, gaji gak terlalu besar, kerjaan bejibun. Ya harusnya di kantoran yang
memadai lah, masa kerja terpojok di tempat gini," begitu komen dia saat tahu hari itu perpisahan Peni.

Saya sih enggak ikutan komentar soal itu. Hanya yang pasti, saya kehilangan teman sekampung senegara. Peni kan tinggal di Cimahi, tepatnya Pasopati, komplek kecil Angkatan Darat, tempat saya dulu main. Dia juga adik angkatan saya di SMP, walau terpaut jauh. Jadi kalau cerita soal Negara Cimahi, ada teman gitu.

Sekarang memang sudah pengganti Peni, yaitu Sri Aryanti atau biasa dipanggil Ary. Sarjana dari USB (univ Sanggabuana YPKP) Bandung. Seminggu sebelum Peni berpisah, dia mentraining dul Ary supaya ngeh dengan pekerjaannya sebagai staf Sekred.

Oke deh, selamat jalan Pen. Semoga menemukan pekerjaan yang lebih bagus dari Tribun. Rezekinya melimpah dan kalau nikah jangan lupa undangannya. We Love You.(*)

4 comments:

sachroel said...

mampir blogwalking

sachroel said...

lapor....blognya mas Mac udah saya link balik tuh....thanks.

Anonymous said...

Wah2 cw nya cantik yah kenalin dong emang bener2 neng geulis deh hehehe

Anonymous said...

Ditinggal teman rasanya gak enak yah apalagi teman dekat hick...hick...hick...