Bingkai kecil ini bercerita tentang apa pun: Keseharian, tentang cerita sejarah, petualangan, rekreasi, ataupun pemikiran dan opini. Semoga Bermanfaaat!
Friday, April 13, 2007
Pedestrian
Kamis, 12 April 2007
TIDAK ada niat sebenarnya untuk menjajal medan Batam "naik sepatu" alias jalan kaki, hari ini. Tapi situasi cukup mendukung, dan akhirnya saya pun jalan kaki dari Mess di Mekar Permai ke Kantor Tribun Batam di Batu Ampar.
Kalo pake mobil, waktu tempuh tak lebih dari 15 menit, bahkan mungkin cuma 10 menit. Jaraknya kira-kira 5 kilometer. Tapi kalo jalan kaki ternyata 2 jam kurang. Hah...
Pagi kemarin, orang di Mess sudah duluan berangkat. Agus dijemput Opung Richard. Ada talkshow di radio Kei FM, radio di Batam. Lalu Mbah Roso juga berangkat duluan. Tinggallah seorang diri di Mess.
Pake apa nih ke kantor. Semalam ngobrol sama si Inop, anak layout, soal transport di Batam. Dia bilang di Batam emang gila transportnya. Taksi paling mahal. Ojek juga lumayan. Yang murah, naik angkot, tapi tak menentu dan perjalanan lama.
Ah gak mikir panjang lagi. Udah jalan saja. Jam 10 teng, bawa ransel, cuma kelupaan bawa topi, lenggang kangkung aja keluar mes, terus nginget-nginget jalan yang biasa dilewati kalo pake mobil.
Untung mulai hapal beberapa tempat mencolok. Itu biasanya yang dijadiin tanda."Oh, bener lewat sini". Rumah Makan Ikan Bakar, terus jalan pintas yang belum beres, terus tukang jualan kembang, kantor Sijori, itu beberapa tempat yang dijadikan patokan ke arah kantor. Maklum lah baru 3 hari di Batam, masih orientasi lapangan.
Capenya sih tidak terlalu. Panasnya itu, waaaaaaaah gak kuat. Bobolokot kesang, ngoprot di ditu dieu. Mirip orang yang mandi koboi. Di belokan ke arah Batu Ampar, ada kumpulan tukang rujak. Di sini berhenti dulu, beli 2 botol Teh Sosro. Lanjut lagi menyusuri pinggir jalan yang berdebu, masuk selokan kering menghindari truk gede.
Jam 12 kurang seperempat, akhirnya tiba dengan selamat dan kecapaian di kantor Tribun Batam. Berbarengan dengan datangnya Agus dan Opung Richard yang pake mobil, baru pulang dari Radio Kei. Mereka ngakak waktu tahu saya jalan kaki...
Lumayanlah.. Kulit muka dan tangan menghitam, berdebu. Tapi yang jadi catatan selama jalan kaki Mess-Kantor: Batam tak ramah, tak nyaman bagi para pedestrian. Tak ada trotoar, pohon gak begitu banyak, galian di sana sini. Busyet deh...
Mungkin beda kalau di tengah kota nya, karena belum jelajah ke sana. Tapi sepanjang mengitari kota Batam, waktu pertama datang, selintas memang sarana trotoar hampir tidak ada di sepanjang jalan. Wah, kalau dalam penilaian Tim Adipura, ini udah kelaut. Kabarnya Batam memang masuk Kota terkotor di Indonesia. Padahal, apa susahnya yah bikin trotoar. Duit banyak, lahan ada, tinggal mau gak sih....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment