Kamis, 26 April 2007
DARI semalam saya ingat, Kamis ini, Neng Diah, adik saya, akan sidang terakhir. Dia mau jadi Sarjana Pertanian. Makanya, dia minta didoakan. Tadi pagi, jam 10-an,Neng Diah telepon. "Waduh deg-degan nih, gak masuk-masuk belajar juga. Doain yah. Ini lagi di mana?". Saya pan baru bangun tidur,"Ya? o iya pasti didoakan. Ini masih di rumah, baru bangun. Bentar lagi ke kantor. Yakin saja bisa, pasti sukses". Kira-kira begitu jawaban saya yang masih lulungu, setelah nonton semifinal Champions, Liverpool vs Chelsea. Dan The Reds kalah 0-1. Hiks..
Jam 12 saya udah ada di kantin dekat kantor. Neng Diah nge-SMS. "Alhamdulillah, neng lulus jadi SP dengan yudisium sangat memuaskan. Thanks doa dan dukungannya. Tadi neng nangis waktu disuruh sepatah dua patah kata..".
Saya yang lagi makan, justru yang jadi pengen nangis. Ditahan-tahan saja, air mata yang mulai menggenang. Alhamdulillah, akhirnya adikku perempuan satu-satunya itu berhasil menyelesaikan kuliahnya. Ya, gimanapun juga perasaan bangga dan haru itu muncul. Susah dilukiskan.Saya dan tiga saudara: 2 kakak dan 1 adik, berasal dari keluarga yang berantakan. Cerai berai. Tapi kita bisa membuktikan, kita bisa berbuat banyak. Selesaikan kuliah, jadi sarjana, dan bekerja. Empat bersaudara ini semuanya jadi Sarjana. Cuma kakak yang nomor 2 yang Sarjana D3.
Neng Diah kuliah di Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian Unpad. Memang saya punya peran juga mengarahkan dia ke sana. Melihat peluang masuk dan kemungkinan ke depannya. Dalam pandangan saya, Budidaya Pertanian itu orang-orang kreatif. Tak perlu jadi pegawai, dia bisa jadi petani. Tinggal kemauan, jadilah petani sukses berdasi. Begitu kira-kira visi saya soal Pertanian. Kenapa? saat ini lahan pertanian semakin menyusut, tapi kebutuhan barang-barang pertanian, dalam hal ini sayur dan kawan-kawan, tetap banyak. Artinya, orang-orang pertanian harus bisa kreatif menyiasati lahan yang sempit, tapi tetap bisa bercocok tanam. Dan saya yakin, kalo kita mau, sekali lagi kalo kita mau, semua itu sangat mungkin dan memang sudah banyak contohnya. "Orang lain bisa, kenapa kita tidak bisa?" itu ujaran yang selalu menjadi cambuk bagi saya untuk berbuat sesuatu yang lebih baik.
Yang pasti, kelulusan Neng Diah ini jadi kado ulang tahun dia. Tanggal 27 April besook hari ultahnya. Ke berapa yah? 24 tahun kalo gak salah. Kalo dilihat-lihat, jejak Neng Diah ini rada-rada mirip dengan saya. Malahan dia lebih sukses dari saya. Saya selesaikan sekolah SD Sukamanah, SMP 3, SMA 2, 2 tahun nganggur, lalu masuk Sastra Unpad. Sementara Neng Diah, SD Cibabat, SMP 1 yang lebih beken, SMA nya sama SMA 2, lalu gak perlu nganggur dulu, langsung kuliah di Pertanian Unpad. Beda usia saya dan Neng Diah 9 tahun. Dibanding dengan brothers yang lain, saya yang bisa dibilang dekat dengan Neng Diah. Kalo ada apa-apa biasanya sih ngomongnya ke saya, gak pernah ke yang lain.
Sebagai kakak, saya hanya bisa memberi semangat "Jangan pernah putus asa, selalu ada jalan". Kalau ngasih materi, gak sering lah..kalo memang ada, ya ngasih. Kalo gak ada, ya enggak.
Terlepas dari semua itu, saya bersyukur Allah SWT telah memberikan nikmat kepada keluarga. "Setelah kesulitan itu pasti ada kemudahan" itu janji Allah SWT. Anggap saja semua kesulitan di masa lalu sebagai batu ujian. Justru ke depan, akan semakin banyak batu-batu ujian yang menghadang. Mudah-mudahan Neng Diah bisa melaluinya. Amiin..
No comments:
Post a Comment