Friday, April 10, 2009

Lihatlah Keikhlasan Mereka

JARAKNYA sejauh 30 kilometer dari Kantor Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Nyaris sama dengan jarak Bandung-Sumedang. Berada di perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Cianjur, itulah Kampung Camara, kampung para pemetik teh di PTPN Rancabolang.

Saking terpencilnya kampung ini, saat gempita kampanye pekan lalu, tak ada seorang pun calon anggota legislatif ataupun partai politik yang berkampanye ke kampung ini. Lagi pula, siapa yang peduli dengan kampung ini? Jalan untuk menuju ke kampung ini saja terjal, penuh berbatu. Bahkan harus melewati hutan, yang kadang-kadang binatang buas pun masih sering melintas.

Tapi lihat keikhlasan mereka, warga di pelosok ini. Mereka tetap antusias mengikuti pemilihan umum, walau mereka tidak kenal satu pun para caleg yang namanya terpampang di kartu suara. Dan mereka juga tahu, memilih bukan berarti nasib mereka sebagai buruh pemetik teh akan berubah.

Antusiasme warga pinggiran ini merupakan bagian dari gairah masyarakat Indonesia mengikuti pemilihan umum 9 April. Dan hasil penghitungan suara secara cepat atau quick count sejumlah lembaga survei sudah memunculkan partai mana yang diperkirakan menjadi pemenang pemilihan legislatif. Demokrat, partai pemerintah, tidak akan terkejar oleh partai Golkar, PDIP, dan partai lainnya.

Euforia kemenangan pasti akan merebak ke segenap penjuru negeri. Tinggal para caleg yang akan berhitung apakah mereka yang terbanyak meraih suara akan mendapat kursi atau tidak. Dan euforia ini akan terus berlanjut hingga pemilihan presiden usai.
Hanya satu pesan, jangan pernah melupakan, apalagi menyia-nyiakan suara rakyat. Jangan pernah menyia-nyiakan suara rakyat. Selama ini, rakyat hanya menjadi objek eksploitasi penggalangan suara untuk memenangkan partai tertentu. Hanya diingat ketika pesta demokrasi mendekat, dan setelah itu dilupakan.

Ingatlah bahwa pemilu bukanlah hura-hura demokrasi. Ia hanya perantara untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat. Karena itulah sesungguhnya yang menjadi harapan bersama: pemilu akan membawa perubahan bagi kehidupan bangsa ini.

Ingat pula bahwa rakyat akan menagih janji-janji yang diucapkan. Para caleg yang akan melenggang ke gedung dewan harus mempersiapkan diri untuk benar-benar menjadi penyambung lidah rakyat, berjuang untuk kepentingan masyarakat.

Seperti halnya teriakan Iwan Fals saat bernyanyi di sebuah televisi swasta, semalam sebelum pencontrengan, "Buktikan buktikan, itu yang dinanti-nanti. Buktikan buktikan, kalau hanya omong, burung beo pun bisa". Kita ingin jejak hari ini menjadi titik awal perubahan Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik. Buktikan! (*)
Sorot, dimuat di Harian Pagi Tribun Jabar edisi Jumat 10 April 2009

No comments: