Thursday, April 09, 2009

Kejutan di Pagi Hari

SAYA mulai pagi dengan salat Subuh, lalu mengaji. Sebetulnya saya hendak salat tahajud. Alarm sudah dipasang tiga lapis. Ternyata tak mampu juga membangunkan saya. Karena harus menyiapkan liputan Pemilu, saya pulang dari kantor larut malam. Menyesal juga, karena sudah berazzam supaya bisa bangun.

Segera saya setel televisi, cari tahu hasil pertandingan Liverpool-Chelsea. Oh, ternyata The Reds terjungkal di kandangnya 1-3. Saya terus nonton berita, sementara Bu Eri sudah beres-beres di lantai bawah. Kebetulan pembantu sedang pulang ke Cianjur, jadi setelah salat, Bu Eri sudah sasapu. Kaka Bila dan Adik Mira masih terlelap dalam mimpinya masing-masing. Posisi tidurnya pun sudah pasolengkrah. Kaka tergeletak dekat wilayah kekuasaan Adik, Adik sendiri sudah masuk ke area tidur Kaka.

Sekitar pukul 06.00, Kaka dan Adik bangun. Keributan di kamar pun dimulai, seperti biasa. Adik yang memanggil-manggil ibu, atau Kaka yang tiba-tiba nyanyi lagu Selamat Ulang Tahun. "Wah ayah aku gak punya kadonya, kalo ibu punya kado tuh," kata Kaka. "Oh gak apa-apa Ka, Kaka sehat saja ayah sudah senang," kata saya.


Ketika Adik minta ke kamar mandi buat pipis, Bu Eri ke lantai atas sambil membawa Cireng, aci digoreng. Setelah itu, Adik bergabung lagi main di kamar. Namun tak lama, muncul lagi Bu Eri, kali ini sambil rawah riwih. "Ada superglue gak," tanya bu Eri sambil mencari di laci lemari. Tahu barang yang dicari tidak ada, Bu Eri langsung menyambar kerudung, lalu turun lagi ke bawah. Saya masih mikir, buat apa Bu Eri mencari superglue.

Ketika saya bertiga main, Bu Eri datang kembali ke kamar. Kali ini sambil membawa kue tart dengan lilin menyala. "Selamat ulang tahun...tapi maaf ini lilinnya potong, jadi cuma lilin angka 5 saja," katanya. Kontan saya pun tergelak melihat lilin angka 5. "Ha ha ha, berarti ayah baru umur 5 tahun, lebih muda dari Kaka," kata saya. "Difoto dulu difoto dulu". Saya pun meniup lilin sambil jeung bararau jigong bin cucut, da belum mandi.

Kalau kue tart sih bukan surprise, soalnya memang biasa kami lakukan kalau ada di antara keluarga yang ulang tahun. Yang berikutnya cukup surprise. Bu Eri memberi sebuah kantung kecil untuk saya, dan juga untuk Kaka Bila.

Saya buka kotak di dalam kantung. Rupanya sebuah jam tangan Swiss Army. "Wow, ini sih jam tangan mahal," pikir saya. "Iya kasihan tuh jam tangan ayah pake isolasi, jadi beli jam tangan kemarin di ABC. Kaka juga dibelikan da pasti cemburu, pengen juga," kata Bu Eri.
Kalo Adik? Ya berhubung belum ngerti, dia dikasih jam tangan Barbie bekas Kaka yang sudah tidak muter lagi jarum jamnya. Haduh jadi terharu. Segini saja sudah alhamdulillah. "Eh kalo ibu dapat kado apa," tanya Kaka. "Pan sudah kemarin dibelikan raket buat bulutangkis," jawab saya.

Wah hari yang indah, hari yang menyenangkan, dan tentu tak terlupakan. Karena di hari ini pula Pemilu legislatif digelar. Dan saya, untuk pemilu kali ini, tak menghiasi jari tangan dengan tinta hitam atau ungu itu.(*)

No comments: