Beli Baju Si Utun
Hari Minggu (10/12), kami bertiga, saya, Bu Eri, dan Kaka Bila, eh berempat dengan si Utun, belanja perlengkapan bayi ke Lavie di Jalan Imam Bonjol Bandung. Sejak awal Desember, saya dan Bu Eri sudah berencana untuk belanja buat si Utun. Utun? siapa nih?. Utun itu kata dalam bahasa Sunda, lengkapnya Utun Inji. Itu sebutan atau panggilan bagi jabang bayi, orok yang masih ngendon di perut sang ibu.
Kami naik taksi langganan dari Blue Bird yang disopiri Pak Bandi. Setahun lebih kami langganan taksi Pak Bandi. Tinggal telepon, kalau tidak ada penumpang atau sedang libur, dia langsung meluncur ke Unjani. Setiap awal bulan juga dia kirim SMS jadwal libur, jadi kita tahu kapan bisa pakai taksi Pak Bandi.
Hanya butuh waktu 40 menit untuk sampai ke Lavie. Toko satu ini memang terkenal paling lengkap urusan perlengkapan bayi dan balita. Alhamdulillah, saya punya rezeki, sisa uang SPJ dari Depok-Bekasi, jadi bisa beli perlengkapan. Keliling-keliling, pusing juga memilih barang yang begitu banyak. Apalagi Kaka Bila merengek terus, ingin main ke King's. Daripada rewel, saya suruh dia naik kuda keliling ke Jalan Teuku Umar. Kayaknya sudah lama, Bila tidak tunggang kuda lagi, Mungkin lebih dari dua bulan. Cukup 5 ribu perak, Bila enak saja nangkring di punggung kuda.
Setelah pilih sana sini, akhirnya bejibun juga perlengkapan bayi yang dibeli. Dari Lavie, kami langsung ke King's Jalan Kepatihan. Naik taksi Blue Bird. Bila bermain dulu di King's fantasi, tapi dia kurang bersemangat, soalnya cuma sendirian, tidak ada teman. Biasanya kami mengajak para keponakan kalau main ke Bandung. Berhubung lagi pada ujian, jadinya Bila bermain sendirian.
Cape bermain, lari-lari, keluar masuk lorong, kami pun makan di Bakso Karapitan. Seperti biasa kalau ke tempat makan satu ini, Bila selalu pesan es kelapa dan maunya duduk di meja paling pinggir dekat kaca.
Sore baru pulang ke rumah. Lelah rasanya, badan paga pegel. Resminya memang Minggu itu hari libur, tapi tidak pernah ada kata libur yang benar-benar libur. Pasti ada saja acara keluar. Ya, namanya juga buat anak. Ya enggak?..
Setelah dihitung-hitung lagi di rumah, ternyata masih banyak perlengkapan yang belum dibeli. Dan nilainya dua kali lipat belanja pertama itu.
Ha..ha ha.. Kita cuma tertawa saja.Walau belum tahu darimana dapat uang, kita yakin pasti akan ada rezekinya. Itu yang selama ini menjadi keyakinan kita bahwa setiap orang sudah punya rezekinya sendiri-sendiri. Si Utun saja yang masih di dalam perut, sudah ada rezekinya, apalagi kita yang banting tulang tiap hari, masa tidak dikasih rejeki?
Jadi kami tidak pernah khawatir dengan hal satu itu. Kalau ada uang yang kita beli, tidak ada ya kita tak beli. Gampang khan?
Alhamdulillah-nya, kita sudah tidak pusing lagi untuk biaya persalinan dan Aqiqah 7 hari setelah lahir. Kita sudah menyisihkan uang jauh-jauh hari dan kalau tidak ada insiden, rasanya uang tabungan di Shar'e Muamalat itu cukup. Insya Allah.
Doakan saja Bu Eri melahirkan secara normal, lancar, dan bayinya pun sehat, normal, solehah. Amiin.
No comments:
Post a Comment