Friday, October 14, 2011

Babakan Siliwangi Mendunia

LEBAK Gede, begitu dulu nama kawasan di lembah Cikapundung ini. Kenangan tentang Lebak Gede yang hijau permai dan hamparan sawah memang hanya tertinggal dalam cerita orangtua ataupun tulisan seputar Bandung Tempo Doeloe. Yang tersisa hanyalah sacangkewok hutan kecil. Itulah yang kini orang mengenalnya sebagai Babakan Siliwangi.

Namun hutan kecil Babakan Siliwangi itu pulalah yang bakal mendunia. Jika tak ada aral, pekan depan, hutan seluas 3,8 hektare di tengah perkotaan ini akan diresmikan sebagai hutan kota dunia pertama di Indonesia.

Peresmiannya bakal bersamaan dengan Konferensi Lingkungan Anak dan Pemuda 2011 yang diiktui sekitar 1.000 pemuda dari berbagai negara. Tak cuma itu, petenis cantik Maria Sharapova dan pesepakbola terkenal, Samuel Eto'o, pun dijadwalkan hadir di acara ini.

Sejujurnya kita harus bangga dengan hutan Babakan Siliwangi, yang sering dilihat selintas saja saat melewati Jalan Tamansari atau Jalan Siliwangi itu. Walau kondisinya tidak terpelihara dengan baik, toh mampu membuat United Nations Environment Programme (UNEP) menjatuhkan pilihan sebagai hutan kota dunia dan menggelar kegiatan di tempat ini. Bahkan untuk penilaian Adipura sekalipun, hutan Babakan Siliwangi tak masuk hitungan sebagai hutan kota.

Mereka yang sering berolahraga di lapangan Sabuga, pasti merasakan segar dan sejuknya udara di kawasan ini. Mereka pun pasti sering melihat burung-burung beterbangan dan bersarang di pohon-pohon tinggi Babakan Siliwangi.

Menurut data Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jabar, ada empat belas jenis burung dan tiga jenis primata endemik, serta 48 jenis pohon yang hidup dan tumbuh di Babakan Siliwangi. Sebagai daerah resapan air, mata air di Babakan Siliwangi masih mengalir deras dan jernih. Tak heran, jika air bening itu dikomersialkan menjadi air mineral.

Kepedulian beberapa gelintir orang dan kelompok terhadap kondisi Babakan Siliwangi patut didukung sepenuhnya. Di tangan anak-anak muda Bandung yang kreatif, Babakan Siliwangi siap disulap menjadi ruang terbuka hijau milik publik.

Namun apakah pengakuan dunia terhadap hutan Babakan Siliwangi akan mengurungkan rencana pembangunan restoran di Babakan Siliwangi yang sudah bergulir sejak beberapa tahun lalu?. Ternyata tidak. Pengembang PT Esa Gemilang Indah (EGI) mengaku tetap akan membangun restoran di Babakan Siliwangi. Pihaknya sudah menandatangani kerja sama dengan Pemkot Bandung sejak 2007 lalu. Hanya karena masalah Izin Mendirikan Bangunan yang tersendat, restoran itu belum bisa dibangung. Wali Kota Bandung, Dada Rosada, pun sepakat, restoran tetap bisa dibangun di Babakan Siliwangi, asal di lokasi bekas restoran yang terbakar.

Kita hanya berharap, hutan mungil di lembah Cikapundung ini tetap lestari. Masyarakat Bandung lah yang harus menjaga Babakan Siliwangi agar tetap teduh dan bertahan sebagai hutan kota dunia yang bebas dari pembangunan apapun. Jangan sampai hutan mungil ini tinggal cerita bagi generasi masa mendatang. (*)
Sorot, Dimuat di Harian Pagi Tribun Jabar edisi 20 September 2011

No comments: