Monday, October 04, 2010

Teka-teki Calon Kapolri

SIAPA yang bakal menjadi calon Kapolri pengganti Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri menjadi teka-teki besar dan membuat penasaran publik. Keingintahuan itu wajar, karena Polri tengah disorot masyarakat, baik karena prestasinya maupun tentang kasus-kasus yang muncul belakangan ini, seperti kasus rekening gendut perwira dan kasus Susno.

Sejumlah nama sempat bermunculan dalam bursa calon Kapolri. Tapi yang kemudian menguat hanyalah dua orang, yaitu Komjen Pol Nanan Sukarna, alumni akademi kepolisian angkatan 1978, dan Komjen Pol Imam Sujarwo, alumni akademi kepolisian angkatan 1980. Terlebih dua nama inilah yang disebut-sebut diusulkan Kapolri ke Presiden.

Yang mengejutkan, Senin (4/10) atau enam hari sebelum BHD pensiun, terjadi lagi pergeseran posisi alias mutasi secara mendadak. Kesan mendadak itu muncul, karena pelantikan itu dilakukan saat Kapolri tengah mengikuti rapat kabinet.
Ketika SBY berpidato, Kapolri Bambang Hendarso meninggalkan ruangan rapat. Ternyata ia meluncur kembali ke Mabes Polri dan melantik tiga perwira tinggi sekaligus.


Ketiganya adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Timur Pradopo menjadi Kepala Bagian Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam), Kapolda Jabar Irjen Pol Suratman menjadi Kapolda Metro Jaya, dan Irjen Pani Parto yang sebelumnya bertugas di Badan Intelijen Nasional (BIN) menggantikan posisi Suratman.

Dengan mutasi terakhir ini, Timur pun mendapat tambahan satu bintang di pundak menjadi tiga. Karena jabatan Kabarharkam (sebelumnya disebut Kababinkam) memang diisi jenderal bintang tiga.

Otomatis naiknya Timur membuat peta "persaingan" menuju kursi Kapolri kian ketat. Sebelumnya Timur juga masuk bursa calon Kapolri bersama Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno. Namun persoalan pangkat, yang masih bintang dua, menjadi kendala untuk menuju kursi Kapolri.

Walau sering dikatakan dalam setiap acara serah terima jabatan, bahwa mutasi adalah hal biasa dalam organisasi, tapi jelas mutasi kali ini tidaklah biasa. Apakah mutasi ini jalan pintas untuk melempangkan langkah Timur menuju kursi Trunojoyo 1, tidak ada yang tahu, kecuali Kapolri dan Presiden.

Selain nama Timur, muncul pula nama Kabareskrim Komjen Pol Ito Sumardi sebagai calon Kapolri. Nama Ito disebut-sebut, karena bisa mengatasi "konflik" internal yang terjadi saat nama Nanan dan Imam diusulkan. Ito kabarnya sebagai jalan tengah agar gap dan persaingan antarangkatan tidak kian melebar.

Selain itu, Ito tidak berambisi atau memiliki naluri politik. Berbeda dengan nama-nama yang disebutkan sebelumnya, yang kabarnya membentuk tim sukses. Tim sukses ini bergerilya ke sejumlah anggota parlemen, melobi agar jagoan mereka bisa mulus saat uji kelayakan dan kepatutan, sehingga jadi Kapolri.

Publik, begitu pula anggota parlemen, hanya bisa menduga-duga siapa nama calon Kapolri yang akan diajukan. Bagaimanapun, Presiden lah yang memiliki otoritas tertinggi menentukan siapa yang bakal menjadi Kapolri. Kita mesti bersabar menunggu.
Sisa waktu lima hari jelang pensiun BHD menjadi detik-detik yang menegangkan bagi sejumlah kalangan. Siapapun nama yang nanti diajukan Presiden SBY, dia harus mampu menjaga soliditas Polri, membawa institusi Polri menjadi penegak hukum yang lebih profesional, dan membersihkan tubuh Polri dari korupsi. (*)
Sorot, dimuat di Harian Pagi Tribun Jabar edisi Selasa 5 Oktober 2010.
NB: Tulisan selesai dibuat Senin (4/10) pukul 18.00. Pada pukul 19.20, Ketua DPR RI menyatakan SBY sudah menyerahkan surat tentang pengganti Bambang Hendarso yaitu Timur Pradopo.

2 comments:

Puguh dp said...

setelah banyak spekulasi berkembang di publik, akhirnya SBY memilih Irjen Pol Timur Pradopo ..

Jika memang akhirnya beliau yg terpilih jadi Kapolri, smg mampu membawa perubahan yg positif bagi kepolisian RI ..

Met aktifitas Mas Machmud .. :-)

Mac said...

Semoga begitu, Mas Puguh. Selamat beraktivitas juga...