Monday, May 19, 2014

Kejahatan di Sekitar Kita

INDONESIA memang bukan negara maju, karena itu tingkat kejahatan pun masih sangat tinggi. Teorinya, semakin maju sebuah negara, maka tingkat kemakmuran dan pendidikan makin tinggi, serta tingkat kejahatan berbanding terbalik, akan semakin rendah.

Berhubung Indonesia masih tergolong negara berkembang, kejahatan merebak di mana- mana. Dan semakin hari, semakin mengkhawatirkan. Mengapa? Kejahatan tidak mengenal waktu, tempat, dan relasi. Orang yang dikenal atau dekat sekali pun bisa menjadi pelaku kejahatan.

Dalam rentang waktu satu minggu terakhir ini, terjadi dua peristiwa pembunuhan sadis. Akhir pekan lalu, dua pasangan suami istri, pensiunan Disperindag Jabar, ditemukan tak bernyawa di Pandeglang.
Keduanya sudah dilaporkan hilang oleh pihak keluarga ke polisi. Saat ada penemuan dua mayat di Banten, ternyata itu jenazah Didi Harsoadi (59) dan Anggi Anggraini (51), warga Batununggal. Pelaku, sebanyak tiga orang, sudah ditangkap polisi, dan mereka mengaku sebagai orang suruhan. Belum diketahui motif kejadian itu.

Lalu awal pekan ini, ditemukan pula tiga mayat, dua di antaranya di dalam karung, di bawah jembatan. Dua mayat ditemukan di daerah Cidaun, satu lagi di perbatasan Cianjur- Garut. Ternyata, mereka adalah kakak beradik Raziv Rizal Sidiq (22) dan Rivan Cipta Pamungkas (10), beserta pembantu di rumah, Yati (30). Belum diketahui siapa pelaku dan apa motifnya. Dugaannya, pelaku adalah orang dekat dan kenal dengan korban.

Masih di pekan ini, muncul berita tentang pelecehan seksual terhadap anak TK di Jakarta Internasional School (JIS). Pelaku adalah petugas kebersihan alih daya. Anak TK berusia enam tahun itu beberapa kali menjai korban pelecehan. Padahal, JIS merupakan sekolah yang menerapkan sistem pengamanan dan keamanan tinggi.

Belum lagi dengan kasus-kasus kejahatan lainnya yang juga muncul di sepanjang pekan ini, seperti trafiking dan pemerkosaan. Rata-rata pelaku pun adalah orang yang dikenal oleh korban.

Apa yang harus kita lakukan menyaksikan tindak kejahatan terjadi di sekitar kita? Masyarakat tidak mungkin hanya memasrahkan persoalan keamanan ini kepada pihak kepolisian, karena terbatasnya daya jangkau ke masyarakat.

Di sinilah perlunya self defense, pertahanan yang dibangun oleh masyarakat sendiri. Kita tidak tahu, kapan pelaku kejahatan akan bertindak. Kita tidak tahu, di mana para bandit mengintai kita.
Mungkin pelajaran bela diri pencak silat sejak sekolah dasar bisa menjadi awal dari kekuatan self defense itu. Anak-anak dibiasakan untuk bisa membela diri dan memberikan perlawanan ketika pelaku kejahatan beraksi. Tentu ini pun berlaku bagi orang-orang dewasa, karena kejahatan tak kenal usia.

Kemudian, peran orang tua pun sangat besar. Mengapa? Karena anak-anak itu rentan dan merupakan sasaran empuk dunia kriminalitas. Merekalah yang paling sering menjadi korban pornografi anak, perdagangan manusia, dan pelecehan seksual.

Karena itu, kehadiran orang tua dalam keseharian anak-anak menjadi sangat penting, agar mereka merasa aman dan nyaman. Dampingi anak-anak saat belajar. Jadilah teman curhat yang baik untuk anak-anak. Dari situ, segala persoalan tidak akan pernah ditutup-tutupi. Waspadalah, kejahatan berada di sekitar kita. (*)
Sorot, dimuat di Harian Tribun Jabar edisi 17 April 2014,

No comments: