Tuesday, November 24, 2015

Norman Edwin

"KITA harus waspada. Ada anak pindahan dari Jurusan Sejarah Unpad Bandung tingkat II. Dia itu keterima dan masuk Jurusan Arkeologi. Tuh anak modelnya rada sangar, badannya gempal, sikap mudah bergaul dan berani. Namanya Norman Edwin. Dia mengaku senang mendaki gunung dan mau berkenalan dengan anak-anak Mapala UI". (Bambang Widianto, panitia seksi keputraan Mapram FSUI, dalam Norman Edwin, Catatan Sahabat Sang Alam, 2010),


Ternyata Bang Norman ini pernah berguru di almamater saya, meski cuma sampai tingkat II. Sepertinya masuk ke Jurusan Sejarah tahun 1975, karena masuk Arkeo UI tahun 1976. Mungkin waktu itu, di-PS2-nya oleh Kang Bachtiar Sebayang dan Kang Benjamin 'Beben' Batubara (almarhum).

Saya mengenal nama Norman Edwin sejak SD tahun 1980-an. Suka baca tulisan-tulisan pendaki kahot ini di majalah Mutiara. Tetapi yang paling saya ingat adalah ketika muncul fotonya di Kompas. Ketika itu Bang Norman tengah menggendong Melati, anak semata wayangnya, mendaki Gunung Gede. Mungkin ketika itu Melati umur 5 tahunan. Pose mereka tengah menengadah saat merambat di tanjakan Gunung Gede, melihat juru potret yang mengincar dari ketinggian.

Pose Bang Norman yang tengah menggendong anaknya itu pula yang sempat ingin saya tiru. Ketika lahir anak pertama, saya sibuk mencari ransel atau carrier buat menggendong bayi atau balita. Tapi tak beruntung. Mengubek Eiger, Alpina dan teman-temannya, ketika itu saya tidak menemukan alat dimaksud. Tak jadilah saya menggendong anak ke puncak Gunung Burangrang.

Ketika kematian menjemput Bang Norman bersama Bang Didiek Samsu di dekat puncak Aconcagua, saya mengikuti setiap berita yang dkabarkan televisi maupun koran. Sayang waktu itu, belum terpikir untuk mengkliping koran. Lagian, belum bisa beli koran sendiri. Menggunting-gunting koran punya tetangga mah alamat perang.

Kalau saat ini masih ada, walau bukan alumni Sastra Unpad hanya pernah kuliah di Jurusan Sejarah, Bang Norman tetap layak untuk diundang menghadiri Reuni Akbar Sastra Unpad, Februari 2016 nanti. Toh yang diundang ikut Reuni bukan cuma alumni, tapi yang pernah kuliah di Sastra juga turut dipanggil pulang ke Kampus Biru. Kebayang tuh, Bang Norman sudah 60 tahun, tapi masih saja gagah. Badannya tetap gempal. Rambutnya pasti tetap gondrong. Si Beruang Gunung itu pasti bakal memompa semangat anak-anak muda, menginspirasi mereka, supaya lekat dengan alam. Pastilah itu!. (*)

No comments: